Hatimu tak pernah menganga
Sekalipun dicungkil ribuan retorika
Kau pun cukup apik berlogika
Seraya kukuh memegang dogma
Terkadang kau membuatku buta
Juga tak jarang menyulut luka
Namun, entah dalih apa dan mengapa
Kau kekal bersemayam dalam asa
Sulit bedakan omong kosong cinta
Dengan otak yang miskin logika
Namun apalah daya hamba