Awal tahun 2020 dunia dihebohkan dengan kemunculan virus baru yang disebut virus corona atau novel coronavirus (2019-nCOV) atau lebih dikenal dengan Covid-19 yang diduga berasal dari daerah Wuhan di China pada Desember 2019. Tidak hanya pada sektor kesehatan saja, hampir setiap sektor terganggu akibat pandemi Covid-19 termasuk sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selama pandemi Covid-19 mengalami penurunan, selain itu dampak pandemi Covid-19 juga mempengaruhi ruang gerak masyarakat.
Tanpa disadarai selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia memunculkan gaya hidup baru. Dimana masyarakat Indonesia mulai beradaptasi menggunakan teknologi digital. Transformasi digital semakin berkembang, dunia virtual menjadi lebih sibuk dari sebelumnya. Hal ini terjadi dikarenakan masyarakat beralih menggunakan gadget untuk mengganti aktivitas yang terbatas. Perubahan ini memberikan dampak pada perkembangan perekonomian dengan mempercepat transformasi secara digital.
Tranformasi digital dinilai bisa menjadi solusi meningkatkan kembali perekonomian Indonesia yang menurun akibat dampak dari pandemi Covid-19. Peluang ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar. Ekonomi Digital adalah seluruh kegiatan ekonomi yang menggunakan bantuan internet dan juga kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence). Ekonomi digital mampu membuat perubahan pada kegiatan ekonomi masyarakat dan bisnis, dari yang awalnya manual menjadi serba otomatis.
Hal ini termasuk pada transaksi jual beli, marketing, dan lainnya yang dapat mempengaruhi perekonomian. Contoh terbaik dari digital ekonomi adalah munculnya platform digital seperti Uber, Amazon, Shopee, Instagram, TikTok, dan masih banyak lagi. Kegiatan jual beli di media sosial ini disebut dengan social commerce.
Social commerce adalah proses jual beli barang atau jasa yang dilakukan langsung oleh pembeli pada platform media sosial. Media sosial yang dimaksud bisa berupa Instagram, Facecook, Tiktok, dan masih banyak lagi media sosial yang melibatkan antar pengguna didalamnya.
Pada tahun 2022, dimana Covid-19 mulai mereda ada kemungkinan dimana Covid-19 yang awalnya pandemi berubah menjadi endemi. Hal ini bukan berarti transformasi digital akan berhenti, hal ini akan menjadi semakin berkembang. Dilansir dari laman Hootsuite, perkembangan platform TikTok mengalami peningkatan dari 3% menjadi 24%, Snapchat juga mengalami peningkatan dari 1% menjadi 13%, Facebook dan Instagram masih menjadi pengguna terbanyak, namun mengalami penurunan.
Para pegiat usaha harus melihat fenomena ini sebagai kesempatan untuk bertahan dan mengembangkan usahanya. Walapun sekarang ruang gerak masyarakat sudah bisa keluar dan langsung melakukan pembelian langsung ke toko, namun kebiasaan selama pandemi tidak mudah ditinggalkan begitu saja. Salah satu strategi yang bisa diambil pada transisi fenomena dari pandemi menjadi endemi adalah social commerce. Banyak keunggulan yang bisa didapatnya, diantaranya :
- Adanya kontak langsung antara penjual dan pembeli.
- Mendapatkan ulasan langsung dari konsumen.
- Konsumen lebih betah berlama-lama dimedia sosial.
- Social commerce lebih praktis dan meminimalisir jarak antara penjual dan pembeli
Hal-hal yang bisa dilakukan :
- Penjual bisa melakukan penjualan dengan metode live streaming.
- Penjual bisa memajang produk-produk di etalase toko.
- Melakukan kampanye pemasaran pada akun media sosial.
- Melakukan promosi dengan metode endorsement di akun media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H