Lihat ke Halaman Asli

Febi Wahyudi

Penulis Lepas Di Fiverr

Tertidur di Sekolah yang Angker

Diperbarui: 6 Januari 2023   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bangunan angker(Pexels.com)

Hari itu sedang mendung, langit sedikit berkabung dan awan menyembunyikan sebagian wajahnya dari kami, sehingga panas terik yang seharusnya membakar kulit menjadi tidak terlalu terasa.

Ibu guru pelajaran terakhir yang seharusnya masuk mendadak tidak bisa datang karena ada urusan di luar jam sekolah, sehingga meninggalkan satu lembar catatan tugas rumah yang harus selesai hari ini dan dikumpulkan keesokan harinya.

Biasanya kalau jam terakhir tidak ada guru, beberapa murid yang nakal akan pulang membolos, melompati pagar yang sudah pernah mereka patahkan kawatnya, kemudian meraih satu cabang pohon dan melompat dengan mudahnya turun ke bawah, aku menghitung beberapa murid yang melakukan hal itu, sekitar 7 murid yang semuanya pergi dengan suka cita, meninggalkan kami yang harus menunggu sampai jam lonceng pulang berbunyi.

Rasa ngantuk semakin agresif aku rasakan, berkali-kali kelopak mataku turun tanpa sengaja dengan kepala yang sudah menurun seperti padi yang sudah menguning, aku menahan kantuk dengan kepala yang sudah berat.

Pergilah aku mencari satu ruang kosong di kelas seperti anak kucing, menggunakan sweaterku aku merangkak mencari satu tempat bersih untuk aku tiduri, anak murid yang semuanya duduk di depan kelas, bernyanyi ceria dan sambil tertawa, aku bergumam sambil berceloteh dalam hati bahwa hujan seperti ini membuatku tidak bisa menahan kantukku terlalu lama lagi.

Tanpa aku sadari bahwa, aku terlelap terlalu dalam, aku tertidur dipojokan bagian belakang  kanan bangku kelas tanpa mereka tahu ada seorang murid yang tidak terlihat tersembunyi oleh tumpukan bangku yang saling menindih.

Hari berganti larut, malam sudah mulai mendatang, aku masih tertidur dengan sambil bergumam dan mengelantur memanggil temanku yang disana, lampu kuning teras sekolah terlihat samar-samar, langit gelap dan kelas yang kosong menghentakan bangunku.

"Dimanakah aku?"aku bangkit dan melihat  arah sekitarku saat itu.

Hempasan nafas kencang kemudian membangkitkanku dari rasa kantuk, aku tersadar bahwa langit sudah tidak terang lagi, aku pergi berlari cepat, mencoba untuk membuka pintu kelas, yang ternyata sudah terkunci.

Berteriak aku dalam kesunyian..

"Tolong....tolong..!"teriakanku tidak mengundang siapapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline