Lihat ke Halaman Asli

Febi Wahyudi

Penulis Lepas Di Fiverr

Rumah Kecil di Desa

Diperbarui: 30 Agustus 2022   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Waktu kecil saya sering bermain di dekat rumah saya, kebetulan kondisinya masih ilalang dan beberapa tumbuhan liar disana.

Ada satu tanaman yang saya sukai, nyaitu sebuah tanaman liar namun bisa di konsumsi, rasanya manis dan enak sekali.

Tidak jauh dari rumah saya, ada rawa-rawa yang masih rimbun, suara burung setiap pagi selalu berbunyi dan capung warna-warni beterbangan kesana kemari.

Sekedar info saja, Jika dekat rumah kalian ada capung itu artinya sumber air disana masih belum tercemar.

Belalang juga banyak dekat rumah saya dulu, ada yang warnanya Gelap ada yang warnanya Hijau.

Sekarang sudah berubah Menjadi beton dengan pagar tinggi, suara burung setiap pagi tergantikan dengan suara dangdut remix tiktok.

Kenangan itu masih terbawa sampai sekarang, sehingga keinginan untuk mempunyai rumah di tempat yang asri masih menjadi impian. Keinginan itu semakin menggebu ketika saya kerap menonton channel Youtube yang sedang asik berkebun dengan di temani seekor anjing.

Memetik bunga, sayuran dan buah-buahan yang berukuran besar dan segar.

Itu, kemudian saya praktekan dengan menanam beberapa sayuran dekat rumah saya, meski masih setengah hati karena terbatasnya lahan dan kerap tidak mendapatkan persetujuan dari ibu saya.

Benar kata orang, kalau wilayah rumah itu merupakan kekuasaanya ibu kita, jadi kalau mau nanam, pastikan dia suka, atau kalau tidak. Akan berakhir seperti tanaman Matoa saya, yang di cabut dari potnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline