Mencintai adalah hak setiap insan di dunia, Namun restu adalah anugerah untuk semua orang yang saling jatuh cinta, dalam hidup kita di tuntut untuk berfikir secara realistis, namun terkadang hati tidak bisa di bohongi, jatuh cinta kepada orang yang tidak seimbang adalah pilihan hidup meski kita tahu ke depannya akan menghadapi jalanan yang berduri kecil dan panjang.
Kisah cinta yang mandeg sering didapati oleh kaum adam, keinginan orang tua wanita untuk mendapatkan pria yang mapan kerap menjadi tembok penghalang yang bisa memisahkan dua insane yang lagi mabuk kepayang.
Sebagai contoh adalah kisah cinta comedian Arie keriting dan aktris Indah permatasari, mendapatkan pertentangan sejak 4 tahun menjalin hubungan asmara, Arie kerap mendapat penolakan dari orang tua indah terutama dari sang ibu yang tidak ingin anaknya di persunting oleh pria kelahiran Bau-bau tersebut.
Arie di anggap tidak layak karena indah bisa mendapatkan yang lebih baik dari Arie, sehingga kita bisa lihat bagaimana Arie keriting harus struggle dan berjuang keras karena mendapatkan restu adalah jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan bersama dimasa depan bersama.
Atau kisah dari diri saya sendiri, ditolak sang ibu calon mertua karena tidak menyandang gelar abdi Negara, berbulan- bulan berharap hati sang ibu akan berubah, namun berujung kandas, cinta di tolak dan harus mendapati kenyataan Jika sang pujaan hati menjadi milik orang lain.
Maka kita sebagai insane yang sedang jatuh cinta, mendapatkan restu menjadi poin utama, seringkali orang tua ingin yang terbaik untuk sang anak namun menjadikan Materi nomor satu dari 9 kebaikan utama.
Tidak semua orang dilahirkan dalam keberuntungan berlimpah harta, tembok penghalang yang begitu besar adalah kemapanan dan menjadi tugas utama yang harus di tuntaskan.....
Hidup tidak seperti drama korea dan novel romansa, kehidupan lebih realistis dan terukur, disaat engkau dewasa, masa itulah uang akan menjadi pembeda.
Teruslah berusaha untuk mendapatkan Restu, maka jadilah menantu idaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H