"Melangkah ke Depan: Pentingnya Pendidikan Seks bagi Remaja dan Mahasiswa"
Banyaknya remaja yang melakukan seks bebas menjadikan suatu persoalan yang cukup serius dan memerlukan perhatian yang serius juga. Banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa remaja berani untuk melakukan hubungan di luar nikah ini, seperti kurangnya edukasi mengenai seks, pengaruh dari sosial media dan budaya, adanya tekanan sosial dan salah pergaulan, serta kurangnya pengawasan dan komunikasi dengan orang tua.
Pengenalan mengenai seksual layaknya dikenalkan sedari dini untuk menghindari pergaulan dan maraknya seks bebas, misalnya pendidikan seks harus mulai diajarkan di sekolah dasar dengan pemahaman yang disesuaikan dengan tingkat usia karena pada tahap ini, pendidikan seks cenderung mengarah pada pemahaman tentang tubuh, privasi, persetujuan, kebersihan, dan pengenalan awal tentang apa itu reproduksi, selanjutnya pendidikan seks di tahap Sekolah Menengah Pertama dapat diperluas mengenai perubahan yang dialami laki-laki maupun perempuan saat pubertas, bagaimana menstruasi terjadi, siklus ejakulasi, apa itu kontrasepsi, dan bagaimana cara kita untuk mengambil keputusan yang bijaksana, tahap akhir dari pendidikan sekolah yakni saat memasuki Sekolah Menengah Atas yang mengenalkan di tingkat yang lebih mendalam serta menjelaskan tentang bahaya dari kehamilan remaja, banyaknya penyakit menular dari perilaku seksual, rasa tanggung jawab atas perilaku, serta sikap menghargai terhadap keberagaman seksual yang ada.
Mayoritas dari pelaku seks bebas melibatkan mahasiswa, karena di masa perkuliahan sering kali menjadi era di mana mereka memasuki masa transisi menjadi dewasa. Tingginya kasus seks bebas di kalangan mahasiswa dapat didasari oleh rasa bebas dan kemandirian, merasa perlu melakukan eksplorasi terhadap hal-hal baru, lingkungan sosial dan pertemanan yang tidak baik, minimnya edukasi sosial yang memadai, serta dapat disebabkan tekanan lain yang mengakibatkan stres.
Pendidikan seks yang luas penting bagi mahasiswa karena berisikan informasi yang akurat mengenai anatomi, fisiologi, reproduksi, dan seksualitas. Edukasi seks juga dapat memberi perlindungan dan kesehatan kepada mahasiswa. Menanamkan mindset bahwa Kesetaraan gender dan keberagaman seksual untuk saling menghargai dapat meminimalisir kekerasan dan pelecehan seksual yang sering terjadi, dan menanamkan sikap tanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan.
Pendidikan seks juga dapat membantu mahasiswa menjadi individu yang lebih sadar, berpengetahuan, dan mampu mengambil keputusan yang bijaksana tentang kehidupan seksual mereka. Hal ini penting untuk memastikan kesehatan, keamanan, dan kebahagiaan mereka serta untuk mempromosikan hubungan yang sehat dan saling menghormati.
Namun, nyatanya tidak semua bagian dari remaja adalah mahasiswa atau tidak semua mahasiswa itu terlibat perilaku seks bebas. Banyak dari mereka yang masih memiliki pendirian yang kuat dan keyakinan yang berbeda serta masih dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam hal seksualitas.
Kesimpulan :
Kebanyakan pelaku ataupun korban dari seks bebas adalah mahasiswa. Maka dari itu pendidikan seksual yang komprehensif, melakukan pendekatan yang inklusif serta intensif, pemberian dukungan dari lembaga pendidikan yang memadai, serta komunikasi terbuka antar sesama dapat membantu mengurangi kasus dari perilaku seks bebas dan mendorong perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab.
Febiati Amanda, Mahasiswa Universitas Airlangga, PDB A-89
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H