Mengelola Konflik dalam Organisasi Kantor
oleh: Febiana nur indah sari
Kita semua tahu, bekerja di kantor itu bukan hanya soal deadline dan meeting. Situasi di kantor bisa saja berbalik bak drama yang bikin kita terpingkal-pingkal (atau malah jengkel). Dari rekan kerja yang sering berselisih pendapat, gosip, bentrokan ide dalam rapat hingga pertarungan dan persaingan antar tim yang bikin suasana jadi nggak enak. Konflik ini memang tak terhindarkan, tapi yang penting adalah bagaimana kita bisa menghadapinya.
Nah, kali ini kita bakal ngobrolin tentang konflik di kantor.
Kenapa sih hal ini bisa terjadi, dan bagaimana cara kita menghadapinya tanpa bikin suasana makin panas?
Yuk, simak!
Konflik dalam bahasa Yunani disebut dengan Confligere atau Confligtum yang bisa diartikan dengan mengejutkan, atau saling berbenturan (Hendyat, S 2010:267). Dalam bahasa Inggris, kata Conflict berarti ketidaksepakatan pendapat, perbedaan serius tentang pendapat, harapan atau keinginan, serta pendapat atau argumen yang saling berlawanan satu sama lain (A.S. Hombi, 1995: 241). Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konflik berarti percekcokan, perselisihan, pertentangan antara dua kekuatan atau lebih (Depdiknas, 2005: 587).
Didalam Alquran tidak ada bahasa spesifik yang berkaitan dengan konflik. kata yaang mungkin hampir mendektai arti konflik yakni Khilaf atau perbbedaan pendapat. dalam Alquran juga sering diceritakan ayat-ayat yang berkenaan mengenai konflik (khilaf). Seperti kisah perselisihan antara Habil dengan Qabil, perselisihan antara Nabi musa dengan gurunya yakni Nabi Khidir dan masih banyak lagi. Di zaman nabi saja banyak terdapat konflik, apalagi di zaman sekarang, yang fikiran orang sekarang lebih individual dan tak jarang kita masih mementingkan ego kita sendiri.
Lalu kira-kira apa saja sih penyebab konflik?
Banyak sekali kemungkinan yang menyebabkan adanya konflik di lingkungan kerja. berikut 3 kemungkinan yang menyebabkan awal mula konflik terbentuk.
1. mempunyai persfektif yang berbeda
Tidak semua orang mempunyai cara yang sama dalam menyelesaikan tugas. Masing-masing punya jalannya sendiri untuk mencapai tujuannya. contoh: cara yang dilakukan si A mungkin tidak disukai atau dianggap terlalu terbelit-belit dalam pengerjaan tugas yang menjadikan anggota yang lain tidak setuju dengan si A. kemudin si B mengemukaan pendapat yang lain dengan kelebihan dan keunggulannya. Lalu si A tak terima karena katanya pengerjaannya kurang detail sehingga kita melupakan bagian terkecil dari inti tugas tersebut.
2. Miskomunikasi
karena banyaknya rekan kerja yang menjadi bagian dari kita, kerap kali kita tidak mengenal watak, sifat dan kepribadiannya secara terbuka. Terkadang apa yang di utarakan rekan kerja lain di nilai negatif, karena kita hanya menilai dari perasaan diri kita sendiri.
3. Kurangnya pemahaman manajemen konflik
Sebagai manajer seharusnya paham dan tau betul apa yang menyebabkan timbulnya konflik dan masalah apa saja yang biasa terjadi. untuk itu manajer harus terus memantau hal yang bisa mengakibatkan konflik untuk nantinya dicari solusinya dan diselesaikan secara kekeluargaan.