Lihat ke Halaman Asli

Black Mirror - Nosedive, Tawa Manipulatif Ubah Jati Diri

Diperbarui: 5 Januari 2022   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Netflix

Di kisahkan bahwa kehidupan manusia yang bergantung dengan ratting seseorang. Penuh dengan tawa manipulatif, seolah kehidupan harus memiliki kesempurnaan yang nyata di mata semua orang. Serial Black Mirror episode Nosedive ini cukup membuat penontonnya menyadari bahwa hidup yang kita jalani saat ini tidak jauh akan hal itu, namun pada serial ini lebih di jelaskan secara rinci dan jelas bahwa kehidupan dunia saat itu sangat bergantung pada penilaian seseorang. Kita dituntut untuk selalu tampil perfectionis di depan semua orang, bahkan mereka tak segan memberikan ratting rendah kepada setiap orang yang menurutnya tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Secara tidak langsung mereka menilai setiap orang berdasarkan kasta ratting mereka, mereka dituntut untuk selalu menaikkan ratting agar dapat hidup nyaman, dan tidak membiarkan siapa pun itu mendapat kesenangan dan di pandang sebelah mata apabila memiliki ratting yang rendah, dalam hal ini secara tidak langsung kita di sentil pada kehidupan yang relatable, begitu ironis bahwa hidup kita bergantung dengan penilaian seseorang atau masyarakat sekitar kita.

Dampak dari teknologi yang di suguhkan dalam film ini membuat kita sadar bahwa teknologi sangat lah mengerikan, akan tetapi siapa di antara kita yang tidak sadar akan hal itu? pada akhirnya kita tetap memilih untuk menggunakan teknologi tersebut, bahkan di antara kita menjadikan teknologi sebagai “pendamping hidup”. Dalam serial ini mereka menjelaskan bahwa teknologi dapat bekerja separah dan sekejam ini, seolah-olah hidup kita bergantung pada penilaian seseorang dan hal itu sangat mengganggu pikiran saya. Dalam serial ini menurut saya pula di dominasi oleh senyum kepalsuan yang di suguhkan oleh Lacie (pemeran utama), terlihat jelas bahwa effort Lacie dalam meningkatkan ratting disertai senyum kepalsuan.

Dalam serial ini kita seolah-olah terjebak dalam society yang mendorong kita untuk bertingkah di luar emosional kita. Kita di tuntut untuk selalu bersikap baik dan ramah kepada setiap orang, dan hal ini menurut saya cukup relate dengan kehidupan kita, mungkin dalam bentuk pengaplikasiannya cukup berbeda bahkan tidak sama, akan tetapi hal tersebut cukup mendekati dengan permasalahan yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline