Lihat ke Halaman Asli

Apakah Kita Taqwa..?

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bulan suci Ramadhan ini semua orang mendadak berlomba-lomba menjadi yang paling taqwa. Namun sesungguhnya apakah taqwa itu? Apakah cukup hanya sekedar memperbanyak sholat, berzikir dan berdo'a paling lama, atau mengkhatamkan Qur'an selama satu bulan?

Taqwa itu tidak dapat dinilai dari seberapa sering dan lamanya kita bersujud, seberapa banyaknya zikir yang telah dilafazkan, seberapa banyak do’a yang telah dipanjatkan, seberapa dalam jilbab yang dikenakan, seberapa tinggi kaki celana diatas mata kaki, seberapa panjang jenggot yang dipelihara, dan segala atribut yang kasat mata. Taqwa itu tidak dapat dilihat, hanya Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui isi hati setiap hamba-Nya.

Ketaqwaan seseorang baru dapat teruji ketika dia diberi musibah, cobaan, atau ujian berat oleh Allah Ta’ala, dan bagaimana sikap dirinya menghadapi ujian itulah yang dapat dijadikan tolok ukur ketaqwaannya. Apakah dia tawakkal dalam menghadapinya, dan menjadikannya orang yang memperbaiki diri dalam menghadapinya, atau sebaliknya menganggap cobaan itu sebagai “ketidakadilan” bagi dirinya, sehingga dia mencari-cari pembenaran atas ketidak-ikhlasannya dengan menyalahkan orang lain, keadaan, waktu, bahkan Tuhan; atau sikap-sikap negatif lainnya yang membuatnya justru semakin terpuruk dan bukannya bangkit dengan jiwa positif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline