Lihat ke Halaman Asli

Febby Feriskawati Kamilia

Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Menyatukan Kembali Manusia dengan Islam Melalui Dakwah

Diperbarui: 10 Juni 2024   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin & Febby Feriskawati Kamilia
Dosen & Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Sasaran dakwah dalam Islam adalah umat manusia. Nabi Adam sebagai manusia pertama adalah seorang muslim. Bahkan semua nabi seagama (Islam). Nabi SAW. bersabda, "Para nabi bagaikan saudara seayah, agama mereka satu yakni agama Islam, dan ibu-ibu (syariat-syariat) mereka berbeda-beda." (HR. Bukhari dan Muslim). Meskipun syariat mereka berbeda, akan tetapi agama para nabi sama.

Secara sederhana, syariat adalah aturan yang diberlakukan untuk nabi tertentu yang kemungkinan berbeda dengan para nabi yang lain. Allah tegaskan, "Dan untuk tiap-tiap umat di antara kalian (umat Muhammad dan umat-umat sebelumnya), Kami berikan aturan dan jalan yang terang." (QS. Al-Maidah/5:48).

Umat Nabi Isa as., misalnya, pada awalnya mereka adalah muslim. Al-Qur'an yang mengabadikan hal itu, "Maka tatkala nabi Isa mengetahui keingkaran Bani Israil, ia bertanya, "Siapakah yang akan menjadi pembela-pembelaku untuk menegakkan agama Allah? Para Hawwariyyun (sahabat-sahabat setia Nabi Isa) menjawab, "Kamilah pembela-pembela agama Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim." (QS. Ali Imran/3:52).

Orang-orang Islam atau muslim adalah orang yang menyerahkan diri kepada Allah. Allah menjelaskan, "Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allahlah kesudahan segala urusan." (QS. Luqman/31: 22).

Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan bahwa  yang dimaksud frasa "Menyerahkan dirinya kepada Allah" adalah dengan menaati segala perintah-Nya. Sementara frasa "Dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh" maknanya berpegang pada bagian dari tali yang paling kuat sehingga tidak dikhawatirkan akan putus. Tali ini adalah Islam.

Tentang sasaran dakwah itu adalah orang kafir, Allah memberi informasi, "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu, dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunah (Allah terhadap) orang-orang dahulu." (QS. al-Anfal/8:38).

Dalam konteks ayat di atas yang dimaksud orang-orang kafir adalah Abu Sofyan dan anak buahnya. Sasaran dakwah hari ini masih tetap mengembalikan orang kafir kepada Islam. Apabila mereka kembali kepada Islam, dosa-dosa mereka dihapuskan. Allah  menjanjikan, "Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Ankabut/29:7).

Selain orang-orang kafir, secara rinci sasaran dakwah itu ada empat, yakni diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Dakwah cara seorang da'i untuk mengajak para masyarakat agar ke jalan Allah untuk beriman dan beribadah kepada-Nya, serta berakhlak mulia. Untuk itu, empat sasaran dakwah ini harus diseru, seperti perintah Allah, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (QS. al-Nahl/16:125).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline