Lihat ke Halaman Asli

Febby Feriskawati Kamilia

Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengurai Peran Dakwah Literasi dan Literasi Dakwah

Diperbarui: 13 Mei 2024   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Syamsul Yakin & Febby Feriskawati Kamilia (Dosen & Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Seperti yang kita ketahui bahwa dakwah terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu dakwah bil-lisan, bil-hal, dan bil-kitabah.

1. Dakwah bil-lisan, yaitu dakwah secara lisan/perkataan seperti khutbah saat jum'atan dan ceramah-ceramah secara langsung tanpa media.

2. Dakwah bil-hal, yakni dakwah dengan cara perbuatan atau tindakan nyata. Misalnya, membuat orang yang lapar menjadi kenyang, yang menangis menjadi tertawa, dan yang bodoh menjadi berilmu.

3. Dakwah bil-kitabah disebut dengan dakwah literasi dan literasi dakwah.

  • Literasi dakwah yaitu, dakwah yang medianya dijadikan sebagai bahan bacaan, seperti tulisan-tulisan yang disebarluaskan.
  • Sedangkan dakwah literasi merupakan upaya mengajak masyarakat untuk mengenal dan membaca berbagai sumber bacaan/buku. Bacaan-bacaan tersebut berkaitan dengan akidah, syari'ah, dan akhlak.

Dalam hal ini al-Qur'an, hadits Nabi, dan juga karya para ulama dijadikan sebagai tafsiran keduanya. Ketiga jenis literasi itu memuat tiga kerangka dasar ajaran Islam yang berkaitan dengan dakwah, yakni akidah, syariah, dan akhlak. Akan tetapi terkadang ditambah menjadi empat, yakni siyasah (politik). Atau juga dikurangi menjadi jadi dua seperti yang dikatakan Mahmud Syalthut, Islam itu hanya akidah dan syariah saja.

Jadi secara khusus, dakwah literasi itu adalah upaya mengajak khalayak masyarakat untuk berbudaya membaca dan mengenal kerangka dasar Islam dari berbagai sumber bacaan yang otoritatif dan tidak menyimpang. Yang mana harapan dari dakwah literasi ini yaitu mampu membuka lapisan baru pemahaman umat Islam terhadap perintah Allah  dan sunnah Nabi. Budaya mendengar perlahan jadi berubah menjadi budaya membaca. Inilah salah satu strategi kebudayaan dakwah.

Sementara itu literasi dakwah adalah upaya sungguh-sungguh untuk membaca dan menulis apa saja yang berkaitan dengan dakwah. jikalau selama ini masyarakat mendengar seorang da'i berceramah, maka kali ini masyarakat yang membaca karya tulis dari seorang da'i (tetap berkaitan dengan dakwah). Harapannya agar terjadinya perubahan secara besaran-besaran dalam metode dakwah yang selama ini masih dominan pada dakwah bil-lisan.

Pelaku dakwah bil-kitabah disebut sebagai penulis. Hal yang ditulis ini banyak jenisnya seperti agama, sosial, budaya, teknologi, dan lain-lain. Kumpulan karya/buku para penulis yang diterbitkan itu adalah dakwah literasi. Sementara kumpulan kitab para ulama tentang  akidah, syariah, dan akhlak itu adalah literasi dakwah.

Diharapkan dakwah juga dapat berubah dari dakwah monolog menjadi dakwah dialog. Hanya saja, baik dakwah literasi maupun literasi dakwah harus tetap berpegang teguh terrhadap prinsip dakwah Islam, yakni harus penuh hikmah, penuh nasihat, dan berdiskusi dengan cara yang baik. Karena ketiga prinsip tersebut merupakan perintah Allah yang tertulis dalam al-Qur'an, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik" (QS. al-Nahl/16:125).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline