Lihat ke Halaman Asli

Febby Azeria

Pendidik

Wajah Baru Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 21 November 2022   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Walaupun adanya perubahan kurikulum, kedudukan mata pelajaran ini tidak dapat digeser apalagi dihilangkan karena merupakan muatan wajib dalam sistem kurikulum Indonesia. 

Melalui pelajaran ini peserta didik dapat mengembangkan keterampilan berbahasa dengan baik yang dapat mendukung kemampuan berliterasi. Lalu jika kita telaah, wajah baru apa yang dihadirkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum merdeka? Mari kita telusuri!

1. Penambahan Keterampilan yang Dipelajari

Kurikulum sebelumnya menghadirkan pengembangan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sedangkan kurikulum merdeka menghadirkan pengembangan keterampilan menyimak, membaca dan memirsa, berbicara dan mempresentasikan, dan menulis.

2. Keberhasilan Pembelajaran Diukur Melalui Capaian Pembelajaran

Capaian pembelajaran merupakan kompetensi yang harus dicapai pada setiap fase sehingga pendidik dapat merencanakan pembelajaran dengan durasi yang lama tanpa tuntutan penuntasan konten. Adapun capaian pembelajaran Bahasa Indonesia setiap fase pada kurikulum merdeka dapat dilihat melalui SK Kepala BSKAP No. 8 Tahun 2022 Capaian Pembelajaran PAUD Dikdasmen pada Kurikulum Merdeka.

3. Alur Pembelajaran Lebih Fleksibel

Alur pembelajaran pada kurikulum merdeka dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi sekolah. Cara menyajikan materi pun beragam dan dapat dikemas dengan menarik, misalnya ketika menyajikan materi tentang teks prosedur tidak harus dimulai dari mengidentifikasi, tetapi bisa melalui tahapan menyimpulkan, menelaah struktur dan kebahasaan atau melalui kegiatan menulis.

4. Diferensiasi Proses Pembelajaran

Pada saat kegiatan belajar mengajar, peserta didik diberikan hak untuk  menentukan pilihan dalam menerima pembelajaran. Hal ini dikenal dengan istilah diferensiasi proses. Bentuk diferensiasi proses, seperti pengemasan gaya belajar peserta didik kinestetik  tidak sama dengan gaya belajar visual dan audio. Deteksi awal dapat dilakukan melalui asesmen diagnostik agar proses pembelajaran dapat diterima dengan baik.

5. Diferensiasi Produk Pembelajaran

Diferensiasi produk merupakan tahapan penyajian hasil yang dilakukan oleh peserta didik. Kalau dulu kita berpedoman bahwa hasil dari Pelajaran Bahasa Indonesia harus berupa teks, maka dalam kurikulum merdeka produk yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik. Produk tersebut dapat berupa infografik, poster, komik, dan video tetapi tidak menghilangkan identitas pada teks. Kemudian zaman sekarang yang  gencar dengan digitalisasi, tentu saja mengemas produk dalam bentuk digital menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan.

Itulah lima wajah baru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum merdeka. Seiring berjalannya penerapan kurikulum merdeka, tentu saja kita akan mendapatkan kejutan lainnya. Salam Merdeka Belajar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline