Lihat ke Halaman Asli

Febby Jazilatul Hamidah

Febby Jazilatul Hamidah

Saya dan 2020

Diperbarui: 13 November 2021   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perkenalkan nama saya Febby Jazilatul Hamidah, saya ingin sedikit bercerita mengenai pengalaman pribadi saya. Maret 2020 merupakan awal masuk virus covid-19 masuk di Indonesia, membuat gempar satu Indonesia bahkan seluruh dunia. Maret 2020 saat itu saya duduk di dibangku kelas 12 SMA, akhir sekolah yang mengejutkan tidak ada yang pernah menyangka, yang awalnya hanya libur 2 minggu menjadi hampir 2 tahun. 

Setelah lulus SMA saya bertekad untuk bisa kuliah, beberapa jalur masuk perguruan tinggi sudah saya ikuti, termasuk SNMPTN dan SBMPTN, namun saya gagal di keduanya. Persyaratan tes UTBK SBMPTN pada saat itu di wajibnya untuk membawa hasil Rapid tes negatif. Saat itu saat bersama teman saya pergi tes Rapid di rumah sakit Muhammadiyah babat, saya berangkat dari rumah pukul setengah enam, sebelum saya menuju lokasi tes, saya menjemput teman saya, setelah itu kami langsung berangkat menuju lokasi, belum sampai di lokasi, tidak di sangka Motor yang kami naik ban nya bocor sehingga kami harus turun dan menuntun motor tersebut, kami menuntun motor dengan jarak yang cukup jauh dari bengkel, kami mencari bengkel terdekat dan jarak ke ke bengkel lumayan jauh, setelah ban motornya dibenarkan kami langsung menuju ke lokasi, sesampainya di sana antrean ya cukup panjang, setelah dapat nomor antrean dan akhirnya saya melakukan tes Rapid. Setelah menunggu beberapa jam akhirnya hasil Rapid nya keluar, dan ketakutan pada saat akan tes terjadi hasil Rapid saya reaktif dan saya diharuskan untuk istirahat di rumah dan isolasi mandiri selama 14 hari, saya kaget dengan hasil Rapid tersebut, dan begitu pun hasil tes Rapid teman saya juga reaktif . 

Sampai di rumah saya memberitahukan keluarga dan pihak puskesmas desa menelepon bapak saya dan menyuruh  untuk isolasi mandiri selama 14 hari, selama 14 hari saya di dalam kamar dan tidak bergerumbul dengan keluarga saya, makanan pun diletakkan di depan pintu kamar, saya keluar kamar ketika mandi, cuci baju dan berjemur di bawah matahari setiap pukul 8 pagi, hal itu saya lakukan selama 14 hari. Akhirnya keadaan saya membaik dan hasil tes saya juga sudah baik dari sebelumnya.

 Saya kembali beraktivitas seperti sediakala, 2020 banyak cerita dan pengalaman berharga bagi saya. Dan pada akhirnya saya memutuskan untuk gap Year , selama saya gap year saya bekerja di salah satu perusahaan swasta di kota saya, saya bekerja kurang lebih selama 8 bulan lama nya. Juni 2021 saya memilih berhenti bekerja, saya resign dari perusahaan swasta tersebut dan memilih untuk menggapai mimpi saya yang sempat tertunda, saya mencoba daftar lagi dan akhirnya rezeki saya di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Nama   : Febby Jazilatul Hamidah

NIM      : 2130021005

PRODI : S1 Kesehatan Masyarakat

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Tugas UTS Bahasa Indonesia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline