Masa-masa kecil itu akan selalu membekas.
Lalu di kemudian hari semua itu akan berpengaruh, besar maupun kecil akan berdampak dalam kehidupanmu, percayalah!
Dan aku ingin belajar dari masa kecilku, bukan dikarenakan isinya hanya tentang kebahagiaan, bukan karena selalu diiringi canda tawa, bukan pula karena semua keinginan pasti selalu terpenuhi. Bukan! Karena nyatanya tak melulu soal canda dan tawa kawan, namun ia lebih berharga daripada itu.
Lahir sebagai anak pertama dari 4 bersaudara, berasal dari keluarga yang sederhana, kedua orangtuaku bukanlah sarjana Universitas ataupun Perguruan Tinggi, namun memiliki pengetahuan dan pemahaman agama yang cukup, Alhamdulillah..
Entahku kan memulai dari mana, karena tulisan ini adalah salah satu wujud syukurku kepada-Nya lalu kepada kedua orangtuaku yang telah membimbing aku dan adik-adikku hingga saat ini. Mereka berdua yang kami panggil ummi dan abi telah berusaha keras memberikan pengasuhan dan pendidikan yang terbaik untuk kami.
Sejak kecil aku dan adik-adikku hobi membaca buku, bukan karena suruhan apalagi paksaan namun karena sering melihat abi membaca buku, kamipun ikut-ikutan membaca buku. Kami semua suka buku yang berisi tentang kisah-kisah, alhasil semua buku terkait sejarah dan kisah apapun itu kami lahap habis. Bahkan majalah sekalipun, pokoknya jika ada kisah di dalamnya kami baca. Dulu ummi berlangganan 3 majalah setiap bulan yaitu: An-Najah, Ar-Risalah, dan Adzkia.
Kan kuceritakan sedikit tentang 3 majalah itu, karena merupakan bacaan favoritku yang isinya sangat luar biasa. Majalah An-Najah, adalah majalah yang berisi tentang perkembangan dunia Islam nasional maupun internasional, menyajikan berbagai berita penting terkait keadaan umat Islam di berbagai negara. Terdapat pula kisah perjalanan hidup pejuang Islam zaman modern yang selalu membuatku berdecak kagum atas jejak perjuangannya. Sehingga sudah akrab sekali di telingaku saat itu nama Syaikh Ahmad Yassin, Abdul Aziz Ar-Rantisi, Umar Mukhtar, Khattab, Ahmad Surkati, hingga Kartosuwiryo, dan masih banyak lagi.
Sedangkan majalah Ar-Risalah, isinya lebih kepada Tazkiyatun Nafs (penyucian jiwa), pendalaman tentang Islam dan lainnya, juga disajikan kisah nyata yang mengandung pelajaran dan ini yang paling kuburu.
Nah, adapun majalah Adzkia adalah majalah khusus kami, anak-anak. Di dalamnya terdapat kisah pengalaman anak-anak seusia SD, kisah berhikmah, pengetahuan Islam tentang Aqidah, Fiqih, Adab, maupun pengetahuan umum lainnya. Dan kadang ummi abi membelikan bundle majalah sebagai bonus, kadang bisa jadi hadiah sekaligus obat kalaku sakit.
Tak jarang ku mengais di tumpukan-tumpukan majalah, mencari edisi lain yang belum terbaca. Meskipun sudah edisi tahun-tahun lalu, tapi tak masalah. Aku haus baca..Ah! Rindu sekali.. .