Lihat ke Halaman Asli

Fazri DwiSantoso

Mahasiswa aktif Universitas Jenderal Achmadyani Cimahi

Kalut dan Tenggelam

Diperbarui: 26 November 2022   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalut dan tenggelam

karya: Fazri D. Santoso

Sunyi suasana merana
Resah jiwa terlena
Cemas menikam rasa, menjadi perasaan
Sedikit ragu itu mengguncang kalbu

Aku Kalut dan tenggelam
Menuju palung tak terkira
Mengapa aku bertanya, "mengapa?"
Agar tenang; dan bahagia di persimpangan?

Aku itari alam pikirku
Ketika dini hari; dalam gulita
Ketika Angin mengetuk kaca bilik
Ketika aku bergeming--menjadi gusar

Aku kalut dan tenggelam
Menuju palung tak terduga
Mengapa aku menerka takdir?
Sementara aku adalah bagian dari takdir itu sendiri

Aku mengira-ngira jawaban,
Bahwa aku bukanlah siapa-siapa
Aku hanyalah manusia yang dilahirkan
Tercipta dari cairan hina, meringkuk di dalam rahim sendirian, sembilan bulan dalam kandungan
Aku telah ditakdirkan

Kemudian malam semakin larut dan aku sendirian
Riuh menjadi lirih
Ramai menjadi sepi
Resah tak berpulang
Aku kalut dan tenggelam

Subang,2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline