Nahh kali ini kita akan mengenal Ranah Minang, terletak di Sumatera Barat-Indonesia.
Ranah Minang seperti air mata yang tak pernah berhenti untuk melahirkan putra terbaiknya bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan intelektual baik dalam konteks local, regional maupun nasional. Dalam mengenal bumi ranah minang ini, orang Minangkabau (orang Minang) yang merupakan penduduk asli atau orang yang bermukim di provinsi Sumatera Barat, yang mereka sebut dengan Ranah Minang.
Kita tahu bahwa, Daratan Sumatera Barat yang juga disebut Ranah Minang dilewati oleh deretan pegunungan api Bukit Barisan. Dari Bukit Barisan mengalir beberapa batang (sungai) berliku di antara celah-celah kehijauan hutan lebat. Hamparan hutan menutup Bukit Barisan yang dipercantik lagi dengan hamparan beberapa danau. Keindahan pesona alam Minagkabau memang tidak diragukan lagi.
Saat ini penduduk yang datang hampir sama banyaknya dengan orang-orang Minang yang pergi. Kepergian orang-orang Minang meninggalkan daerah asalnya disebut "merantau". Jika mereka telah berhasil di rantau, mereka akan pulang. Jarang orang Minang berlama-lama tinggal di daerah rantau. Bagi mereka, tanah kelahiran seolah-olah 'mengimbau-imbau' (memanggil) mereka untuk kembali pulang. Ikatan bathin dengan tanah kelahiran yang begitu kuat.
Apasih yang membuat orang Minang sangat mencintai daerah kelahirannya? Tentu saja suasana alam pedesaan dengan hamparan sawah , aliran sungai, dan gunung-gunung yang menjulang selalu membuat rindu. Semua itu belum tentu bisa mereka dapatkan di daerah rantau, apalagi seperti Jakarta.
Bumi Ranah Minang kaya akan dengan kandungan batu bara, terutama di Kabupaten Lima Puluh Koto, Sawahlunto, dan Solok. Selain tiu juga terdpat perak. Tanah di Minangkabau memang sangat subur. Penduduk memanfaatkan tanah untuk bertani. Selain itu, petani juga menanam di perkebunan.
Para petani di Ranah Minang terbiasa mengerjakan sawah dengan saling tolong-menolong secara bergilir. Bentuk gotong royong ini dinamakan 'bajulo-julo'. Pada umumnya, petani juga beternak unggas seperti ayam dan itik. Penduduk yang tinggal di tepi pantai mencari nafkah dengan menangkap ikan.
Di Sumatera Barat banyak sekali obyek wisata yang dapat kita temui, salah satunya Bukittinggi dan Danau Singkarak. Semua obyek wisata memiliki daya tarik tersendiri. Di dalam lambang provinsi tertulis motto atau semboyan : "Tuah Sakato", artinya musyawarah merupakan cara bertuah bagi masyarakat dan Sakato merupakan lambang persatuan.
Bentuk penampang lambang ini berupa perisai. Di dalamnya tertera gambar yang masing-masing mempunyai arti. Rumah Gadang melambangkan semangat demokrasi, karena di sanlah tempat rakyat bermusyawarah. Kubah atau atap masjid tiga melambangkan agama yang dianut orang Minangkabau, yaitu Islam. Bintang segi lima melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sila pertama dalam Pancasila. Riak gelombang laut merupakan lambang kehidupan urang awak yang selalu bergerak bagai riak air.
Itulah Pesona Bumi Ranah Minang, tertarik kah untuk melihat keindahan Alam Minangkabau?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H