Lihat ke Halaman Asli

Fazil Abdullah

Menulis itu berat, Sayang. Kau harus sediakan waktu dan dunia, yang seringnya tidak bersahabat.

Cerpen | Sihir Kabut di Negeri Cilukba

Diperbarui: 24 Januari 2023   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabut./dok.pri

Alkisah, ketika kabut datang menyelimuti Negeri Cilukba, para penduduk dan hewan-hewan berhenti beraktivitas. Para penduduk Negeri Cilukba percaya bahwa kabut itu pertanda akan datang nenek sihir. Muncul was-was juga berharap jangan diri sendiri dan milik mereka yang hilang. 

Kabut mulai hilang ketika hujan turun. Tak lama kemudian matahari muncul hangat merekah seperti perempuan yang merekah bahagia usai terpenuhi rindu. Langit biru dengan awan putih bersih. Indah. Seindah perempuan paruh baya yang hadir di tengah-tengah mereka. Para penduduk belum tahu siapa atau apa yang hilang di balik kabut. 

Perempuan itu hadir usai kabut. Siapapun yang melihat perempuan itu memuji ia benar tampak indah. Kata-katanya lembut melenakan. Wajahnya cerah mempesona. Keanggunannya membekukan hati orang-orang. 

Namun, tak seorang penduduk pun yang menyadari tentang kejahatan perempuan itu. Di balik senyum dan keindahannya, ia sering menghilangkan siapa dan apa saja yang dipilihnya. Kata-katanya selembut embun mencipta kabut lalu melenyapkan orang. Tak ada yang menyadari kejahatannya sampai berbulan bahkan hingga bertahun. 

Orang-orang yang pernah di sekelilingnya pun tak menyadari kejahatan yang bersembunyi di dada perempuan itu. Semua pikiran dan mata penduduk sudah terkaburkan oleh kelembutan dan keindahannya, oleh masalah pribadi diri masing-masing, oleh masalah dalam keluarga masing-masing, oleh masalah hubungan masing-masing, oleh masalah keuangan masing-masing, oleh masalah teror kabut nenek sihir, dan oleh rezim Negeri Cilukba yang penuh ketidakadilan. Maka, tak pernah terlintas sekejap pun dalam pikiran bahwa perempuan indah itu menyimpan kejahatan. Mana mungkin. 

Lagi pula, rangkaian kejadian kehilangan-kehilangan yang pernah terjadi di dalam kabut sudah beberapa kali disaksikan oleh penduduk yang selamat bahwa pelakunya adalah nenek sihir yang buruk rupa dan kata-kata, bukan perempuan indah nan lembut itu. Justru kehadirannya, telah menghibur penduduk dari ketakutan dan tekanan hidup yang terjadi. Kehadiran perempuan indah itu diakui seperti hadirnya matahari yang merekah hangat. Mengisi ruang hati yang sesak. 

***

Sementara itu, seorang lelaki yang hadir di tengah penduduk dengan tampilan biasa, muka serius, dan mata meradang, yang kadang semangat bicara tapi kadang banyak diam, telah mengingatkan tentang kejahatan yang bersembunyi itu. Telah diingatkan bahwa perempuan indah itu adalah nenek sihir. 

Meskipun nenek sihir itu telah berubah indah, masih bisa dikenali dengan ciri-ciri sifat dan perbuatan sebagai berikut: 

- saat berkata-kata, lihai membolak-balikkan fakta;
- saat diberi kerjaan dan amanah, ia elak dan alihkan;
- saat membuka soal diri pribadi padanya, akan ditandai kelemahan dan kekurangan orang tersebut untuk kelak bisa dihilangkannya;
- dan terakhir,  ia pintar mengambil hati siapa saja tapi sebenarnya modus dan menghasut.

Si lelaki biasa itu menyebut dirinya Sang Pembaca dan Pengingat. Namun, penduduk menyebutnya Si Muka Serius, Si Kurang Waras, Si Jablay, Si Musafir Kere, dan beberapa sebutan lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline