Lihat ke Halaman Asli

Fazil Abdullah

Menulis itu berat, Sayang. Kau harus sediakan waktu dan dunia, yang seringnya tidak bersahabat.

Pesan yang Ditinggalkan Raja Salman

Diperbarui: 14 Maret 2017   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rombongan Raja Salman telah meninggalkan Bali, Indonesia (12/03/2017). Sempat menyatakan puas selama berada di Indonesia. Awalnya banyak berita tak sedap terhadap rombongannya memilih Bali, tetapi pada akhir kunjungan, Raja Salman pulang dengan meninggalkan pesan positif untuk Indonesia.

Pemilihan Bali sebagai destinasi wisata rombongan Raja Salman, awalnya disorot dengan negatif oleh khalayak Indonesia. Terlihat di komentar-komentar netizen. Memilih Bali mencederai perasaan muslim dan daerah lain di Indonesia yang juga punya andalan destinasi wisata. Raja Salman seakan-akan abai terhadap perasaan mayoritas Islam Indonesia.

Pemilihan Bali memupus harapan daerah-daerah lain agar berkunjung ke daerahnya, misalnya Sumatera Barat. Mengingat kesamaan psikologis keagamaan, pengalaman menerima rombongan wisatawan mancanegara, kesiapan Pemda Sumbar bersama stake holder-nya, fasilitasnya, objek wisata yang tak kalah menarik (dikemas pula dengan konsep wisata halal), Sumbar harusnya layak menjadi destinasi rombongan Raja Salman (www.jawapos.com, 28 Februari 2017. Akan tetapi, "kafilah" Arab Saudi ini tetap berada di jalannya, dan didukung oleh Pemerintah Indonesia.

Karena itu, dua alasan memilih Bali yang telah dikemukakan saat jumpa pers bahwa Bali terkenal dan alamnya yang indah (www.kompas.com, 28 Februari 2017), tidaklah cukup. Alasan itu sama saja seperti alasan orang awam yang datang ke Bali hanya berlibur tanpa tujuan dan kepentingan lain. Faktanya, rombongan Arab Saudi punya beberapa agenda ke Indonesia.

Ada pesan atau makna lain yang bisa dibaca dari pemilihan Bali sebagai destinasi wisata rombongan Raja Salman.

Sebagai Citra Positif bahwa Islam Toleran dan Menghargai Kehidupan Manusia

Rombongan Raja Salman sebelum menginjakkan kaki ke Bali, menunaikan agenda dulu di Jakarta. Sebagaimana dikabarkan, salah satu agendanya adalah pertemuan dengan 28 tokoh lintas agama di Hotel Raffles, Jakarta. Inti dalam pertemuan itu, Raja Salman mengingatkan kembali tentang Islam yang toleran dan menghargai kehidupan manusia. Sekaligus mengingatkan lagi tentang permasalahan Islam yang terus dicitrakan radikal dan ekstrim(www.kompas.com, 03 Maret 2017)

Pesan dari pertemuan ini diharapkan memupus anggapan dunia dan masyarakat non-muslim bahwa Arab Saudi dan Indonesia membiarkan Islam radikal dan ektrim. Arab Saudi dan Indonesia mewakili Islam dunia membawa pesan bahwa Islam adalah agama damai, toleran, dan menghargai kehidupan manusia, tidak sebagaimana Islam yang dipahami dan disalahgunakan oleh kaum radikal dan ekstrim. 

Pesan yang dibawa Raja Salman ini tidak sebagai seremonial saja. Pemilihan Bali sebagai destinasi wisata rombongan Raja Salman sebagai rangkaian penguat pesan ini. Rombongan Raja Salman menunjukkan bagaimana orang Islam menghargai kehidupan manusia dan agama lain selama di Bali. Rombongan Arab Saudi menunjukkan keramahannya lewat bercengkrama dan berfoto bersama dengan masyarakat Bali yang mayoritas Hindu (menjadi wakil agama lain). Pesan damai, toleran, dan menghargai inilah yang hendak disampaikan Arab Saudi dan Indonesia

Bali Sebagai Wujud Nyata Kompetensi Pariwisata Indonesia Bertaraf Internasional

Rombongan Raja Salman berkunjung ke Indonesia hendak membangun kerja sama bilateral dengan Indonesia. Salah satunya di sektor pariwisata. Selama di Bali, beberapa rombongan menikmati beberapa destinasi wisata di Indonesia. Kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan destinasi wisata yang layak diinvestasikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline