Lihat ke Halaman Asli

Fazil Abdullah

Menulis itu berat, Sayang. Kau harus sediakan waktu dan dunia, yang seringnya tidak bersahabat.

Korupsi Senafas Negeri

Diperbarui: 12 Maret 2017   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

Sayang, setiap peristiwa di negeri
Mungkin telah menjadi puisi gelap
Segelintir yang mencoba mengerti
Sisanya dalam genangan lupa
Atau, "Auh, ah. Gelap!"

Kembali, Sayang,
peristiwa memperlihatkan kelam
menjadi ombak
datang menghempas mimpi kita
mengotori bersih negeri
mengoyahkan kepercayaan pada negeri

Sayang negeri kita, Sayang
Korupsi tak pernah mati
Mati satu tumbuh berjamaah

Bagaimana kita mengajarkan antikorupsi pada generasi selanjutnya, Sayang?
Beginikah pelajarannya:
       "Jika seorang tertangkap, karena tak mengajak dan  membagi-bagi hasil korupsi. Tapi jika sudah berjamaah dan tertangkap juga, korupsinya masih kurang silaturrahmi."

Duhai, sayang negeri, Sayang
Korupsi sudah seperti nafas negeri

 *

nasional.kompas.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline