Kota Ponorogo adalah sebuah kotayang terletak di provinsi Jawa Timur. Tata guna lahan di Kota Ponorogo sebagian besar merupakan lahan kehutanan dan pertanian. Kota Ponorogo sendiri sangat mendukung kegiatan kehutanan dan pertanian, karena wilayahnya terbagi menjadi dua bagian, yaitu dataran rendah dan dataran tinggi.
Sektor pertanian di Kota Ponorogo memegang peranan penting dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Ponorogo yang menyumbang 31,65% pada tahun 2015. Hubungan antara Kota Ponorogo dengan Industri Pertanian adalah sangat penting. Ada banyak sektor sektor lain di Kota Ponorogo, meskipun ada beberapa sektor yang menunjukkan pertumbuhan di setap tahunnya, namun masih kalah dengan sektor pertanian. Ketersediaan lahan yang subur di kota Ponorogo merupakan salah satu faktor penyumbang utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kota Ponorogo.
Analisis kondisi lingkungan di Kota Ponorogo serta kondisi lingkungan di tingkat Provinsi Jawa Timur, dan tingkat Nasional sertaInternasional, membantu membentuk isu-isu strategis yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Ponorogo. Dalam rencana pembangunan jangka menengah kota Ponorogo, dapat dirumuskan isu-isu strategis dengan analisis kekuatan atau analisis strength terhadap kondisi saat ini di Kota Ponorogo itu sendiri.
Yaitu ada analisis kekuatan atau analisis strength. Kota Ponorogo memiliki banyak sekali potensi alam yang dapat dikembangkan dan bisa menjadi kekuatan kota Ponorogo itu sendiri,aspeknya meliputi:
Pertama, kondisi fisik serta keadaan sarana dan prasarana. Kota Ponorogo memiliki letak yang sangat strategis, terletak di wilayah selatan Provinsi Jawa Timur, Kota Ponorogo sendiri merupakan penghubung utama antara beberapa kota di wilayah selatan Jawa Timur seperti Kota Pacitan, Kota Trenggalek, Kota Tulungagung, Kota Madiun dan kota-kota lainnya lainnya di sekitar kota Ponorogo. Untuk mendukung peran tersebut, Kota Ponorogo memiliki transportasi bus yang terletak di terminal utamanya, yaitu terminal Seloaji. Terminal Seloaji dapat berperan sebagai penghubung antara negara bagian Jawa Timur dan Jawa Barat, atau dapat menjadi penghubung antar kota di negara bagian Jawa Timur.
Kedua, ada aspek kondisi sosial budaya. Kota Ponorogo memiliki karakter sejarah dan budaya yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan untuk masa depan. Sejarah Kota Ponorogo dari masa kerajaan Mataram Islam hingga saat ini sebagai salah satu pusat pendidikan agama menjadi daya tarik yang kuat bagi calon siswa dari luar daerah yang ingin menuntut ilmu di pondok pesantren. Kota Ponorogo sendiri juga memiliki banyak kekayaan budaya khas Ponorogo, dan budaya yang sama inilah yang diakui dunia sebagai Reog Ponorogo. Reog Ponorogo merupakan salah satu warisan budaya dan seni yang terdaftar di UNESCO. Dari keadaan tersebut tentunya Kota Ponorogo merupakan suatu hal yang sangat menguntungkan, namun bukan hanya karena popularitas kota Ponorogo yang semakin meningkat di dunia, tetapi juga agar Reog Ponorogo dapat dilestarikan dan dikembangkan, sehingga kesejahteraan masyarakat Ponorogo juga dapat terjaga dan dapat juga meningkatkan kondisi di bidang ekonomi. Namun tidak hanya budaya Reog Ponorogo dan tidak hanya pusat pendidikan agama atau pesantren, tetapi juga warisan budaya dan kuliner kota Ponorogo yang menampilkan sate ayam dan dawet jabung, kuliner ini juga harus dikembangkan. Bisa bersaing dengan kuliner lain yang ada di Indonesia maupun mancanegara.
Ketiga, ada aspek kondisi ekonomi. Kondisi perekonomian di Kota Ponorogo memiliki potensi ekonomi yang dapat ditingkatkan atau didukung oleh sektor-sektor yang tercermin dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Ponorogo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, tidak jauh berbeda dengan sektor-sektor yang ada. Sedangkan rasio Produk Domestik Bruto (PDB) Daerah Ponorogo mencapai angka 5,28% pada tahun 2014, sedangkan angka yang tercatat sebesar 5,29% pada tahun 2015, dengan kontribusi sektor pertanian, perikanan dan perumahan 31, , 80%. Hampir seluruh wilayah di Kota Ponorogo merupakan tanaman pertanian. Produk dari sektor pertanian yang dominan di Kota Ponorogo adalah produk pangan seperti beras, tebu dan palawija. Kondisi geografis wilayah kota Ponorogo yang dianggap sebagai daerah yang subur dan memiliki iklim yang cocok untuk melakukan kegiatan pertanian, kota Ponorogo masih menjadikan sektor pertanian sebagai industri yang dominan menopang perekonomian di kota tersebut. Dan dengan mayoritas penduduk Ponorogo bekerja sebagai petani, sektor ini akan menjadi kekuatan ekonomi Ponorogo di tahun-tahun mendatang. Sekali lagi, industri dengan pertumbuhan tertinggi dari tahun ke tahun adalah perdagangan dari grosir ke eceran, yaitu 14,97% pada tahun 2010, meningkat 15,85% dibandingkan tahun 2014. Dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi tersebut, maka sektor perdagangan grosir dan perdagangan eceran juga dapat menjadi sektor yang baik untuk mendorong perekonomian di Kota Ponorogo. Apalagi jika ada upaya atau upaya yang baik untuk mengembangkan potensi ekonomi di tingkat lokal terkait dengan pengembangan wisata alam, sejarah dan budaya di mana Kota Ponorogo kuat akan hal tersebut.
Keempat adalah keadaan geografis kota Ponorogo. Kota Ponorogo yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani didukung oleh lahan garapan yang luas dan subur. Total luas lahan di kota Ponorogo adalah 34.801 ha dan lahan yang beririgasi baik seluas 30.092 ha, merupakan 86,47% dari luas lahan yang beririgasi baik. Sisanya adalah persawahan yang berfungsi sebagai penampung air hujan.