Lihat ke Halaman Asli

Fazarul Pratama

Journalism Student at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perahu Eretan Jadi Andalan Warga Jakarta untuk Memangkas Waktu

Diperbarui: 4 Januari 2024   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Fazarul Pratama

Tangerang Selatan – Jakarta merupakan kota metropolitan yang menjadi pusat pemerintahan Indonesia saat ini. Selain itu, Jakarta sebagai Ibu Kota Negara juga mengalami pembangunan yang lebih pesat dibanding kota-kota lainnya dalam menyediakan berbagai akses dan fasilitas layanan memadai bagi warganya. Salah satu contohnya dalam bidang transportasi, Jakarta telah menyediakan berbagai macam moda transportasi yang aman dan nyaman mulai dari Transjakarta, Commuter Line, hingga angkutan umum Jak Lingko.

Namun, diantara banyaknya transportasi umum modern yang ada, masih terdapat beberapa moda transportasi umum tradisional di Jakarta. Salah satu moda transportasi umum tradisional yang masih bertahan hingga saat ini adalah perahu eretan di Kali Cagak, Penjaringan, Jakarta Utara.

Keberadaan perahu kayu eretan ukuran 2×10 meter ini masih menjadi pilihan utama bagi warga yang ingin menyebrangi Kali Cagak di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Perahu eretan ini sesuai dengan namanya, tidak ada mesin, dayung, atau layar yang menggerakkannya. Sang "nahkoda" hanya mengandalkan tambang yang membentang di antara kedua sisi sungai untuk menggerakkan perahu tersebut.

Banyak warga memilih menggunakan jasa perahu eretan tersebut karena bisa memangkas waktu 10-15 menit dibanding harus memutar melalui jalan raya. "Kalau saya lewat jalur PIK itu lebih lama lagi, kalau lewat Teluk Gong juga kadang terjebak macet, makanya milih lewat sini karena lebih efektif bisa mangkas waktu sepuluh menitan," ungkap Leni, pengendara motor yang setiap hari menggunakan jasa perahu eretan tersebut untuk menuju tempat kerjanya saat diwawancarai di lokasi, Kamis (28/12/2023).

Pengendara motor lainnya yang juga menggunakan jasa perahu eretan tersebut, Didin (42) menungkapkan rata-rata warga yang menggunakan jasa perahu eretan ini memiliki alasan yang sama, yaitu untuk mempercepat waktu. Lebih lanjut, menurut Didin (42) dengan tarif yang cukup murah, warga akan sangat terbantu dalam memangkas waktu tempuh perjalanan. Pengguna jasa perahu eretan tersebut bukan hanya warga lokal saja, melainkan banyak pekerja, kurir paket, bahkan ojek online yang juga menggunakan jasa perahu eretan tersebut untuk menuju PIK dari Pluit atau sebaliknya.

Untuk bisa menaiki perahu eretan tersebut warga dikenakan tarif sebesar Rp1.000 bagi pejalan kaki, Rp2.000 bagi pengendara motor, dan Rp3.000 bagi pengendara motor yang berboncengan. Perahu eretan tersebut memiliki jam operasional mulai dari pukul 04.00 dini hari hingga malam hari pukul 22.00. Sekali mengangkut, perahu eretan tersebut mampu memuat hingga 12 motor dan beberapa pejalan kaki dalam satu kali penyebrangan. Dimana dalam seharinya, perahu eretan ini bisa mengangkut hingga ratusan pengendara sepeda motor.

Lokasi jasa penyebrangan perahu eretan ini terbilang cukup terpencil, dimana letaknya berada di ujung Jl. Kepanduan II dan tepat di bawah Jalan Tol Pluit arah Bandara. Hal tersebut membuat beberapa warga Jakarta tidak mengetahui adanya jasa perahu eretan di tempat itu. Beberapa warga pengguna jasa perahu eretan ini juga mengaku mendapatkan informasi tentang perahu eretan dari temannya dan rasa penasaran karena melihat banyak orang yang lalu lalang melalui jalan tersebut.

Jasa perahu eretan ini dikelola oleh warga lokal yang masih memiliki hubungan keluarga satu sama lain. Penjaga warung di dekat lokasi penyebrangan perahu eretan, Rima (53) menjelaskan pengelola jasa perahu eretan tersebut masih satu keluarga, dimana sang kakak menjadi kepala pengelola dan beberapa saudaranya ikut membantu menjalankan usaha jasa perahu eretan milik keluarga tersebut. Para pengelelola perahu eretan ini tinggal di dekat lokasi penyebrangan, dan setiap dua jam sekali mereka melakukan pergantian "nahkoda".

Adapun perahu eretan di kawasan ini sudah beroperasi sejak 30 tahun lalu, seperti diungkapkan oleh Rima (53), warga lokal penjaga warung di dekat lokasi. "Perahu eretan ini mah sudah ada dari saya masih kecil, sekitar tahun 1980-an," jelasnya saat diwawancarai di lokasi, Kamis (28/12/2023).

Meski terkesan menyeramkan dan tidak aman karena fasilitas yang apa adanya, perahu eretan ini selalu ramai oleh pengendara setiap harinya, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Bahkan pada saat jam ramai, biasanya terdapat dua perahu yang dioperasikan oleh pengelola.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline