Karya sastra merupakan ungkapan perasaan pribadi manusia baik itu berupa pengalaman, pemikiran, ide, keyakinan yang dibuat dalam suatu bentuk kehidupan dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Salah satu fungsi karya sastra dapat dijadikan sumber inspirasi dan menberikan kesadaran bagi para pembaca. Dalam karya sastra pun memang seharusnya terdapat ajaran moral sekaligus ajaran sosial yang dapat diserap oleh orang yang membaca karya tersebut.
Begitu pun dalam novel karangan seorang Novelis No.1 di Indonesia Habiburrahman El Shirazy yang berjudul . Sebuah Novel Sejarah Pembangun Jiwa yang meraih penghargaan Internasional dari Instanbul langsung terkait karya nya yang luar biasa berhasil menginspirasi banyak orang.
Novel yang mengajak pembacanya masuk ke lorong lorong waktu berada di jaman sejarah Turki Utsmani. Mengenal bagaimana tokoh Turki pada era pergolakan Badiuzzaman Said Nursi. Novel sejarah yang luar biasa dibalut dengan kisah cinta yang dramatis dan romantisme yang pekat disusun apik oleh sang penulis.
Novel ini mengisahkan perjalanan cinta tokoh Fahmi seorang santri sejati dalam menghadapi persoalan-persoalan hidupnya. Dimulai dengan diminta seorang lurah kaya untuk menikahi putrinya, yang membutuhkan waktu untuk istikharah.
Belum tuntas beristikharah, datanglah Kyai Arselan seorang kyai besar di daerahnya dengan rombongan untuk menjodohkan dengan putrinya Nuzula.
Tentu Fahmi tidak bisa menolak bahkan istikharah pun tidak perlu lagi karena sudah sangat jelas mereka dari keluarga yang baik. Namun, ternyata Nuzula adalah seorang gadis modern yang terkontaminasi dengan budaya di kota metropolitan.
Ia nyaris putus asa dan nyaris gagal menata hatinya, ia menenggelamkan diri dalam pancaran cahaya ilahi dan memantapkan diri untuk mengkhatamkan Al Qur'an empat puluh kalo di Masjid Nabawi meskipun akhirnya ia jatuh sakit.
Dalam beragama, tentu tidaklah boleh secara berlebih lebihan. Harus ada keseimbangan, karena manusia adalah manusia yang tetap harus menghormati dan membahagiakan jiwa sekaligus raga nya. Dari sinilah pembaca dibawa oleh penulis melalui para tokoh menjelajahi Negeri Turki.
Pengembaraan sejarah sekaligus pertemuan lintas budaya dan zaman dimulai dari sini. Cerita yang ditambah dengan tokoh aysel seorang wanita cantik yang terpengaruh dengan budaya bebas, begitu juga dengan tokoh Emel seorang gadis Turki yang shalihah. Penulis juga memulai cerita yang sebenarnya yaitu menghadirkan tokoh luar biasa fenomenal yaitu Badiuzzaman Said Nursi.
Sejarah hidup Badiuzzaman Said Nursi sejak zaman Kekhalifahan Turki Utsmani hingga Turki Modern terasa sangat membuat penasaran karena diselingi kemana langkah kaki Fahmi mengarah. Apakah akhirnya bertemu dengan Aysel, Emel ataukah Nuzula?
Nilai sejarah dan budaya islam begitu kental di setiap bagian nya. Bahkan setiap bab dan paragraf nya terdapat nilai dan amanah yang dapat kita ambil. Gaya bahasa yang digunakan terkesan sederhana dan bisa di pahami, begitu juga tidak bersifat menggurui dan membuat novel ini tidak bosan untuk dibaca.