Lihat ke Halaman Asli

fazail faturrohmah

Mahasisawa Universitas PGRI Semarang

Sosialisasi Terkait Sindrom Nomophobia dan Bullying di MIN 2 Semarang Desa Doplang

Diperbarui: 29 Januari 2023   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( Sabtu, 29 Januari 2023 ). Mahasiswa Universitas PGRI Semarang dalam kegitannya KKN di Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang melakukan progam kerja, salah satu progam kerjanya yaitu " Sosialisasi Sindrom Nomophobia dan Bullying " dengan sasaran siswa kelas 6 MIN 2 Semarang. Kegiatan dilaksanakan mulai dari pukul 10:00 WIB  sampai dengan 11:30 WIB. 

Kegiatan sosialisasi tersebut bertujuan untuk memberikan informasi kepada anak-anak untuk bijak menggunakan gadget dengan memanfaatkan sisi positifnya dan membuang sisi negatifnya. Nomophobia menggambarkan suatu kondisi psikologi ketika seseorang begitu takut terlepas dari konektivitas ponsel. Kondisinya ditandai dengan ketergantungan atau adiksi terhadap ponsel yang dimiliki. Biasanya cenderung terjadi pada remaja generasi Z karena mereka hidup di era digital, dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat. Teknologi sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Apa pun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sehingga mereka terlalu asyik dengan perangkat ponsel atau smartphone.

Di era kemajuan teknologi seperti sekarang, memang tidak dapat dipungkiri, bahwa peran ponsel begitu penting. Sebagian besar siswa - siswi sudah memiliki ponsel pribadi masing-masing. Mereka yang terserang Nomophobia jika tidak memegang smartphone selama beberapa menit saja misalnya, sudah muncul rasa cemas, khawatir, bingung, atau bahkan gelisah tanpa diketahui sebabnya. Tidak jarang pula, kondisi tersebut menyebabkan seseorang dengan mudah tersulut amarah apabila dilarang menggunakan ponsel.

Untuk menghindari terjadinya gangguan Nomophobia, setiap orang harus mampu mengendalikan diri sendiri dalam menggunakan ponsel. Meskipun kebutuhan atau tuntutan kerja atau dunia pendidikan terhadap kecanggihan teknologi dirasa tinggi, namun mengatur penggunaan ponsel dalam kehidupan sehari-hari tetap dapat dikendalikan.

Semuanya tergantung bagaimana kepedulian pengguna ponsel itu sendiri. Khususnya para remaja atau generasi milenial. Peran orang tua di rumah, dan guru di sekolah, juga menjadi salah satu factor yang dapat berpengaruh terhadap pencegahan kejadian Nomophobia.

Bullying merupakan salah satu tindakan tidak terpuji yang merugikan korbannya bahkan hingga mempengaruhi kesehatan psikisnya. Parahnya kasus bullying juga kerap ditemukan di sekolah.
Salah satu contoh bullying yaitu menjauhi atau mengucilkan teman di sekolah. Dengan melakukan hal ini teman yang kamu jauhi akan merasa sedih, tertekan, dan membuatnya merasa tidak nyaman bahkan minder. 

Bullying berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik, dan tindakan bunuh diri. Bullying juga menurunkan skor tes kecerdasan dan kemampuan analisis siswa. 

Siapapun bisa turun tangan dengan datang ke sekolah, lalu melaporkan orang yang melakukan kekerasan pada siswa. Dengan begitu, pihak sekolah bisa menanggapi secara langsung dan melaporkannya kepada orang tua yang  bersangkutan. Para pelaku bully  harus segera ditangani. Orang tua bisa mengajaknya untuk menjalani konseling agar pola pikir dan tindakannya bisa lebih terarah dengan baik.

Tindakan bully adalah masalah serius yang harus segera ditangani. Jika terus dibiarkan, perilaku menyimpang ini  bisa merusak anak Anda dan generasi muda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline