Lihat ke Halaman Asli

Interaksi Lempeng Tektonik di Bawah Lautan

Diperbarui: 7 April 2024   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penulis: Faza Aprilia Maulinda

Teknik kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Interaksi lempeng tektonik di bawah lautan merupakan fenomena penting dalam pemahaman geodinamika global dan aktivitas seismik. Menyajikan tinjauan tentang peran lempeng tektonik dalam pembentukan struktur laut, gempa, dan gunung berapi di lembah-lembah laut dan punggung tengah samudera. Mengeksplorasi mekanisme tentang interaksi, seperti subduksi, spreading, dan transformfaults, serta implikasinya terhadap lingkungan laut, potensi tsunami, dan risiko geologis kawasan pesisir. Selain itu membahas tantangan dalam pemodelan dan pemantauan aktivitas tektonik bawah laut, termasuk teknologi baru yang memungkinkan pemahaman lebih baik tentang kompleksitas sistem lempeng di dasar samudera.

Kata kunci: Tektonik, lempeng, di bawah lautan

Pergerakan lempeng tektonik di dasar samudera merupakan salah satu proses geologis yang paling fundamental dalam evolusi kerak bumi. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi morfologi dasar laut, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan manusia, melalui gempa bumi, tsunami, dan aktivitas gunung berapi.

Dalam artikel ini, menyelidiki berbagai aspek interaksi tektonik lempeng di bawah lautan, mulai dari subduksi di zona lempeng, penyebaran di punggung tengah samudera, hingga transform faults di dasar laut. Menyoroti perkembangan terbaru dalam pemantauan dan pemodelan aktivitas tektonik bawah laut, serta dampaknya terhadap lingkungan laut dan risiko geologis bagi kawasan pesisir. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika lempeng tektonik lempeng tektonik di lingkungan laut.

Kata kunci: Geologis, zona lempeng

Metode yang digunakan dalam Interaksi Lempeng Tektonik di Bawah Lautan yaitu obsevasional dan analitis. Metode geofisika seperti pemetaan seismik, sonar sidescan, dan magnetometer digunakan untuk memetakan struktur dasar laut dan mengidentifikasi batas lempeng serta fitur tektonik seperti lembah-lembah laut dan punggung tengah samudera. Pengamatan langsung menggunakan kapal penyelam, ROV (Remotely Operated Vehicle), dan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) memberikan data tambahan tentang bentuk dan komposisi dasar laut.

Selain itu, pemantauan jarak jauh menggunakan jarak jauh menggunakan seismik global dan satelit GPS memungkinkan peneliti untuk memantau deformasi kerak bumi dan pergerakan lempeng secara kontinyu. Pendekatan pemodelan numerik juga digunakan untuk mensimulasikan perilaku lempeng tektonik di bawah lautan dan memprediksi potensi gempa bumi, tsunami, dan aktivtitas gunung berapi di masa depan. Penelitian ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang dinamika geologi bumi yang kompleks.

Kata kunci: Metode yang digunakan

Hasil dari metode geofisika, sonar sidescan, dan magnetometer adalah pemetaan dan pemahaman yang lebih baik tentang struktur dan fitur geologi di dasar laut. Mencakup identifikasi batas lempeng, lembah-lembah laut, punggung tengah samudera. Data ini juga dapat memberikan informasi tentang komposisi batuan, ketebalan kerak bumi, serta potensi aktivitas seismik dan vulkanik wilayah tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline