Lihat ke Halaman Asli

Eksistensi Komunikasi di Metaverse

Diperbarui: 8 Januari 2023   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dewasa ini, kegiatan komunikasi telah difasilitas oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat. Komunikasi yang seturutnya berkembang mengikuti perkembangan teknologi seakan mengalir begitu halus sampai menjadi sebuah hal yang tidak terpisahkan. Manusia sebagai zoon politicon turut mengambil peran dan menjadi pelaku dari adanya proses komunikasi itu sendiri.

Metaverse adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dunia baru di luar dari semesta bumi ini. Metaverse sendiri terdiri dari kata meta (melampaui) dan universe (semesta) yang memungkinkan seluruh orang di dalamnya berkomunikasi di berbagai level (lee et al, 2021). Komunikasi yang dimaksud mulai dari komunikasi pariwisata, politik, interpersonal, kelompok, publik, massa, dan lintas budaya.

Tidak hanya itu, dengan kehadiran Metaverse ini, semua orang dapat membuat identitas baru yang cukup kompleks sampai menciptakan diri atau yang dikenal dengan avatar sebagai perwakilan dalam berinteaksi dengan orang lain. Teknologi ini mampu berinteraksi atau mereproduksi kehidupan nyata dalam dunia metaforsis tanpa batasan tempat dan waktu.

Dilansir dari jurnal komunikasi Universitas Pendidikan Indoensia, George et al (2021) mengatakan bahwa pengalaman dalam dunia metaverse secara intrinsik bersifat sosial. Masyarakat terhubung secara borderless (tanpa batas) dan sangat terbuka, di mana usia, ras, jenis kelamin, atau agama.

Karena Metaverse adalah 'representasi virtual' dari kehidupan nyata, tidak menutup kemungkinan isu komunikasi dalam kehidupan nyata akan terjadi  di Metaverse. Melihat dari kejadian di kehidupan media sosial seperti di Facebook, Twitter, Instagram dan sejenisnya, persoalan komunikasi interpersonal hingga lintas budaya tetap terjadi, dari mulai pertengkaran antarpribadi, bullying, hingga konflik politik.

Komunikasi menjadi hal yang paling penting dalam proses penyampaian pesan di Metaverse. Jika dahulu komunikasi dapat terhambat akibat kurangnya media, hal berbalik terjadi dalam Metaverse. Komunikasi dapat dilakukan dengan sangat cepat dan sangat kompleks dengan jaringan yang cepat pula. Akan tetapi, kenyataan tidak begitu berpihak pada teori. Pada dunia nyata, komunikasi masih diatur oleh nilai dan norma yang mengikat masyarakat. Beberbeda pula dengan Metaverse yang bebas dan terbuka.

Selain itu, apakah masyarakat di Metaverse memiliki konsekuensi hukum yang sama dengan yang berlaku di Indonesia seperti UU ITE? Apakah metaverse mampu bertanggung jawab dengan adanya akun-akun yang palsu? Komunikasi membantu proses penyampaian pesan dengan baik dan dapat dipahami sebagaimana selayaknya eksistensi komunikasi itu sendiri. Keberadaan teknololgi selayaknya membantu proses penyampaian person agar dapat terjadi lebih efektif dan efisien.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline