Lihat ke Halaman Asli

Surat Bagi Para Azhari

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Wahai Azhari!! Warisan para ulama besar al-Azhar telah sampai padamu, maka janganlah ia hilang di sisimu.
  • Wahai Azhari!! Ilmu-ilmu di al-Azhar telah bersambung, bercampur sumber-sumbernya hingga tejalin antara (ilmu) aqlidan naqli, cabang dan asalnya, ilmu perangkat (alat) dan tujuan, para ulama al-Azhar telah menguasai berbagai ilmu beserta cabang-cabangnya yang berbeda, maka janganlah ilmu itu terpecah-pecah di sisimu.
  • Wahai Azhari!! Sanad-sanad ilmu telah berantai pada para ulama al-Azhar dari satu tingkatan ke tingkatan lainnya, mereka membawa ilmu-ilmu itu dengan jalur (sanad) yang bersambung secara riwayat, diroyat dan tazkiyah, maka janganlah sanad-sanad itu terputus di sisimu atau karenamu.
  • Wahai Azhari!! Tidakkah kau lihat al-Azhar, para ulama besar telah keluar darinya, mereka yang telah mendalami ilmu, bercampur hati-hati mereka dengan bathin mereka berupa pancaran Ilahi, hingga mereka menjadi”gunung-gunung yang kokoh“ dalam berbagai ilmu, mengenal Allah (ma’rifatullah), mengingat-Nya, bersyukur, dan memberi petunjuk pada manusia, maka janganlah kau tinggalkan cahaya ini secara sia-sia.
  • Wahai Azhari!! Al-Azhar telah mencetak ulama-ulama besar, yang telah terbentuk bakatnya, matang kepakarannya, halus keperibadiannya, hingga mereka memiliki pandangan yang dalam, kemampuan tinggi dalam menimbang persoalan, melihat tujuan, hingga mereka menjadi para pemberi petunjuk, manusiapun segan melihat mereka karena keilmuan dan tatapan mereka, mereka mendapatkan keagungan dan kehormatan, semisal Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya’rowi, al-Allamah Muhammad Abdullah Darraz, Syeikh Abdul Halim Mahmud, allamah Ismail Shodiq al-Adawi, lalu bagaimana dengan kita dibanding mereka semua??
  • Wahai Azhari!! Cita-cita adalah bekal seorang alim dan persediannya, siapa saja yang tidak memiliki cita-cita maka ia tidak memiliki ilmu, dan siapa saja yang tidak memiliki ilmu maka ia tidak akn diperhitungkan, lalu bagaimana dengan kita dibanding mereka yang telah memiliki cita-cita luhur??
  • Wahai Azhari!! Apakah kau kira bahwa ada sebuah madrasahdi dunia yang mendapat pujian, sejarah dan kedudukan seperti yag diberikan pada al-Azhar, yang sama dengannya atau mendekatinya. Atau kau kira bahwa ada sebuah lingkuan ilmiyah tetap eksis berabad-abad mencetak para ulama besar, adakah sebuah kelompok ilmiyah yang telah mencetak cara pengajran dengan percobaan dan praktek yang begitu panjang, telah tetap menjadi metode-metode dalam mewariskan ilmu seperti yang telah ada di al-Azhar? jika kau kira ada maka kau telah salah.

  • Wahai Azhari!! Saya kemukakan padamu sebagaimana yang dikemukakan oleh pengarang al-Lamiyah:

Tuntulah ilmu dan jangan bermalas-malasan # sungguh kebaikan itu amat jauh dari orang yang bermalas-malasan.

Ikutlah dalam mempelajari agama # janganlah kau sibuk dengan harta dan bersombong diri.

Tinggalkan tidur dan tunjukkan hasilmu # siapa yang mengetahui apa yang ia cari maka tidak mempermasalahkan apa yang telah ia curahkan.

Jangan kau katakan bahwa para pakarnya telah tiada # siapa saja yang berjalan sesuai jalannya maka akan sampai.

Bertambahnya ilmu adalah penundukkan musuh # dan keindahan ilmu adalah adanya perubahan pada perbuatan.

Nilai seseorang adalah apa yang ia perbaiki # baik banyak ataupun sedikit orang yang diperbaiki.

Jangan kau ikut campur tentang orang-orang lalu # sungguh mereka bukanlah orang yang salah.

  • Wahai Azhari!! Pekalah terhadap masamu, tunaikan kewajiban waktumu, berwawasan luas, pengkajian yang mendalam, berusaha berbakti untuk Umat Muhammadiyah (Islam) dan ketinggiannya, berakhlak seperti akhlak Nabi, sangat bergantung pada Allah, berzikir, bersyukur, bermunajat, bersungguh-sungguhlah, bekarja dan berusaha.
  • Wahai Azhari!! Di atas pundakmu terdapat amanah, bawalah dengan baik, dan ambillah sebaik-baiknya, dan ingatlah contoh perilaku Nabi dalam setiap urusanmu, kaji sejarahnya secara detail dan ikutilah petunjuklah, semoga Allah menolong dan menjagamu, dan Ia Maha Suci dan penjagamu.

Istana Rindu-Lembah Juang Kairo, 12 Dzulhijjah 1432 H.

* Sebuah seruan yang tertulis disebuah selembaran pada acara “Al-Majalis al-Hadisiyah al-Azhariah”, penutupan pengajian kitab Nuzhatun al-Nadzor syarh nukhbat al-fikr.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline