Lihat ke Halaman Asli

FAYAKUNARTO

Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

Pemeriksaan Pajak - Diskursus Audit Pajak Metode Schleiermacher - Prof. Dr. Apollo

Diperbarui: 27 Maret 2024   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Modul Prof. Dr. Apollo

Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher (1768--1834) mungkin tidak dapat dianggap sebagai salah satu filsuf Jerman terbesar pada abad kedelapan belas dan kesembilan belas (seperti Kant, Herder, Hegel, Marx, atau Nietzsche). Tapi dia jelas merupakan salah satu filsuf tingkat kedua terbaik pada masa itu (suatu periode di mana bahkan tingkat kedua masih sangat bagus). Dia bukan hanya seorang filsuf, tetapi juga seorang sarjana dan teolog klasik terkemuka. Sebagian besar karya filosofisnya berkaitan dengan filsafat agama, namun dari sudut pandang filsafat modern, hermeneutikanya (yaitu teori penafsiran) dan teori penerjemahannyalah yang paling patut mendapat perhatian (Stanford University, 2022).

Lebih lanjut menurut Stanford University (2022) menyatakan jika Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher (1768--1834) lahir di Breslau sebagai putra seorang pendeta gereja reformasi. Pendidikan awalnya berlangsung di institusi Persaudaraan Moravia (Herrnhuter), sebuah sekte pietis yang ketat. Namun, selama di sana ia juga mengejar kepentingan humanistik yang lebih luas. Sebagian besar karena skeptisisme terhadap doktrin Kristen tertentu yang diajarkan di sana, ia pindah ke Universitas Halle yang lebih liberal pada tahun 1787. Namun, ia melanjutkan studinya di bidang teologi (dengan filsafat dan filologi klasik sebagai bidang kecil). Ia lulus ujian teologinya di Berlin pada tahun 1790.

Beberapa karya filosofis terpenting Schleiermacher berkaitan dengan teori interpretasi ("hermeneutika") dan penerjemahan. Schleiermacher sering memberi kuliah tentang hermeneutika antara tahun 1805 dan 1833. Berikut ini adalah prinsip-prinsip utamanya:

  • Hermeneutika sebenarnya adalah teori pemahaman komunikasi linguistik---yang kontras, tidak disamakan, dengan penjelasan, penerapan, atau penerjemahan.
  • Hermeneutika harus menjadi disiplin universal ---yakni, disiplin yang berlaku sama pada semua bidang studi (seperti Alkitab, hukum, dan sastra), pada bahasa lisan maupun tulisan, pada teks-teks modern maupun teks-teks kuno. , bekerja dalam bahasa sendiri maupun bekerja dalam bahasa asing, dan lain sebagainya.
  • Secara khusus, penafsiran teks suci seperti Alkitab termasuk di dalamnya. Hal ini mungkin tidak bergantung pada prinsip-prinsip khusus , seperti ilham ilahi (baik dari penulisnya maupun dari penafsirnya).
  • Penafsiran adalah tugas yang jauh lebih sulit daripada yang disadari secara umum: bertentangan dengan kesalahpahaman umum bahwa "pemahaman terjadi sebagai hal yang biasa", pada kenyataannya "kesalahpahaman terjadi sebagai hal yang biasa, sehingga pemahaman harus dikehendaki dan diupayakan. di setiap titik". (Posisi ini berasal dari prinsip versi Schleiermacher : keragaman linguistik dan konseptual-intelektual yang mendalam.)

Auditing Hermeneutical

Penelitian tentang auditing dan hermeneutical pernah dilakukan oleh Prof. Apollo (2021), yang menyatakan bahwa penelitian tersebut sangat berperan dalam teori akuntansi (filsafat menulis laporan keuangan), dan teori auditing (filsafat membaca laporan keuangan) bidang berbasis pendekatan logika, hermeneutika, dialektika, retorika. Mengembangkan sendiri fondasi dan struktur ilmu yang belum ada untuk Indonesia. Penelitian tersebut sangat penting bagi inovasi filsafat akuntansi dan auditing di Indonesia. Dalam simpulan penelitian tersebut dinyatakan bahwa "Hbungan antara akuntansi dan auditing adalah bangunan kerangka kesadaran (berpikir) bersama setelah dilakukan pengujian publik dengan menggunakan pendekatan Paradoks (Antitesis), Kontradiksi melalui critical thinking. Dialektika Relasional menyatakan kehidupan berhubungan dicirikan oleh ketegangan-ketegangan yang berkelanjutan antara impuls-impuls yang kontradiktif".

Bagaimana Auditing Hermeneutical Schleiermacher ?

Hermeneutika merupakan teori pemahaman komunikasi linguistik. Schleiermacher mengemukakan filsafat tentang Nacherleben atau "Dialami Kembali". Suatu proses audit dengan mengalami kembali atau mengulang suatu kejadian membuat auditor dapat memahami isi kulit pengarang dari sisi Interpretasi gramatis (kalimat gaya bahasa simantik, kata-kata dipakai, sejarah) dan Interprestasi dunia psikologis mental (apa kiranya yang/isi kembali dipikir penulis). Memiliki pengalaman yang berulang membuat kita bisa berempati dan mencoba menempatkan diri atau transposisi diri ke dalam pengarang.

Memahami Hermeneutical Schleiermacher: seni memahami memerlukan kompetensi. Isi pikiran dan isi kalimat keduanya penting, dan wajib dipahami sekaligus bersama-sama (ekuiliburium). Auditing Hermeneutical berarti mengambil alih fungsi dari fungsi pengarang sehingga lebih baik dari penulis aslinya. Dengan memiliki pemahaman yang lebih baik dari penulis aslinya akan terjadilah objektivitas melalui Nacherleben tersebut. Dalam hal perpajakan wajib pajak dapat saja melaporkan sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan karena adanya pikiran penghematan dalam membayar pajak atau penghindaran pajak. Oleh sebab itu pemeriksa pajak perlu memahami pikiran wajib pajak dan juga kalimat atau informasi yang dilaporkan oleh wajib pajak secara sekaligus.

Seperti yang dimuat dalam gambar Transformasi Audit Pajak : Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher (1768 1834), Kualitatif, dan Kuantitatif. Auditing Hermeneutical Nacherleben atau "Dialami Kembali" sebuah proses memasuki dunia pikiran penulis untuk dapat partisipasi, empati, transposisi, reafeksi, recognisi, imitasi, repetisi, reproduksi, dan rekonstruksi. Dengan demikian akan menghasilan pengalaman atau sesuatu yang lebih baik dari awalnya. Dalam audit pajak hal tersebut cukup berarti untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Namun diperlukan juga seni bicara, menulis, dan memahami agar tujuan audit dapat tercapai. Disini seorang auditor pajak perlu masuk ke dalam pikiran wajib pajak serta memahami dengan empati yang memposisikan diri atau transposisi ke wajib pajak.

Cukup sulit untuk memahami audit dan hermeneutical. Karena hal tersebut berkaitan dengan banyak faktor seperti psikologi dan gramatis serta memerlukan seni interpretasi yang kompeten. Namun, konsep hermeneutical dalam proses audit forensik akan sangat berpengaruh pada hasilnya dan cukup membantu auditor dalam menjalankan tugasnya walaupun memang memerlukan kompentensi khusus yang dapat di peroleh dari pengalaman. Dalam hal perpajakan ilmu audit hermeneutical perlu dikembangkan karena dapat membantu auditor untuk mencapai tujuannya dengan memahami lebih baik dari wajib pajak dan menghasilan penilaian yang objektif dari suatu proses audit.

Referensi :

Apollo, A. (2021). Konstruksi Filsafat Akuntansi, Dan Auditing Studi Etnografi, Dan Hermeneutika Pada Candi Prambanan Jogjakarta. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(1), 288--300. https://doi.org/10.38035/jmpis.v2i1.450

Stanford University. (2022). Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher. Stanford Encyclopedia of Philosophy. https://plato.stanford.edu/entries/schleiermacher/#Bib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline