Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fawwaz Kanziwa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Telah Diciptakan Ginjal Portable untuk Penderita Gagal Ginjal, Apa Saja Keuntungannya?

Diperbarui: 14 Juni 2022   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WAK (Wearable Artificial Kidney) (Sumber : www.medicaldesignandoutsourcing.com)

Penderita gagal ginjal akut atau Chronic Kidney Disease (CKD) harus melakukan cuci darah rutin 2 – 3 kali seminggu dikarenakan fungsi ginjalnya yang sudah rusak menyebabkan penyaringan darah tidak berjalan secara normal. Hal ini ditandai dengan dengan tekanan darah yang tinggi, bengkak di kaki dan tangan, buang air kecil menjadi sedikit dan ditemukan urine dalam darah. Penyakit yang dapat menyebabkan gagal ginjal adalah diabetes dan asam urat.

Dengan melakukan Cuci darah, penderita gagal ginjal disaring darahnya menggunakan mesin penyaring sehingga darah menjadi bersih dari kotoran yang menumpuk karena tidak disaring oleh ginjal, metode ini disebut hemodialisa.

Namun hemodialisa harus dilakukan rutin 2 – 3 kali seminggu dan prosesnya berlangsung selama 3 – 4 jam. Tentunya ini sangat membuang waktu karena pasien harus berbaring di kasur sementara menunggu darahnya di filtrasi oleh mesin hemodialisa selama 4 jam. 

Bahkan tidak hanya untuk pasien, tetapi keluarga pasien juga terkena imbasnya karena harus menunggu pasien sebagai pendamping dan membantunya untuk pulang dan pergi ke rumah sakit. Mengingat belum ada pengobatan untuk gagal ginjal selain cuci darah dan transplantasi ginjal, mengharuskan pasien melakukan cuci darah seumur hidupnya.

Tapi bagaimana jadinya jika ada alat portable yang dapat menggantikan mesin di rumah sakit dan dapat digunakan pasien secara mandiri dirumahnya? Tentu alat ini akan sangat meningkatkan kualitas hidup penderita gagal ginjal. Selain tidak harus pergi ke rumah sakit untuk melakukan cuci darah, bahkan alat ini dapat digunakan sambil melukan aktivitas sehari-hari, alat ini disebut dengan portable artificial kidney.

Sudah ada beberapa ilmuan yang mengembangkan alat ini, contohnya adalah CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) dan WAK (Wearable Artificial Kidney). CAPD sudah tersedia di Indonesia dan bisa digunakan secara mandiri di rumah. 

Sementara WAK adalah alat hemodialysis portable yang dikembangkan oleh ilmuan asal AS bernama dr. Viktor Gura, MD. Perbedaan mendasar dari kedua alat ini adalah CAPD menggunakan cairan dialisat dan mengisinya ke rongga perut sehingga zat-zat sisa dari darah diserap oleh cairan ini, sedangkan WAK menggunakan sistem filtrasi yang mengeluarkan darah menuju perangkat microfilter dan mengembalikan darah bersih ke tubuh.

CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis)(Sumber : https://rskasihibu.com/2019/08/30/continuous-ambulatory-peritoneal-dialysis-capd/)

Gambar di bagian atas adalah WAK dan di bawah adalah CAPD

Dapat dilihat perbedaan lain dari WAK dan CAPD adalah WAK dapat digunakan dan dibawa seperti ransel oleh penggunanya sehingga bisa digunakan sambil berjalan dan duduk, sedangkan CAPD mengharuskan penggunanya duduk sambil menunggu cairan memenuhi rongga perut.

Adapun keuntungan menggunakan CAPD daripada mesin cuci darah di rumah sakit, yaitu :

  • Kimia darah seperti ureum/kreatinin lebih stabil karena terjadi pertukaran secara terus menerus.
  • Fungsi ginjal sisa dapat terpelihara dengan baik
  • Resiko terinfeksi Hepatitis B, C dan HIV lebih kecil karena tidak menggunakannya bersama dengan orang lain
  • Lebih praktis karena pasien tidak harus ke rumah sakit
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline