Lihat ke Halaman Asli

Fawwaz Ibrahim

Aktivis Pendidikan

Pasar Dadakan Tempat Silaturahmi Pada Saat Ramadhan

Diperbarui: 24 Mei 2018   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pri | Ilustrasi pasar

Pasar di dekat tempat tinggal saya selalu ramai pada saat sore di bulan Ramadhan. Pasar ini tak terlalu besar. Saya ingat dulu ketika pasar ini terbentuk, awalnya hanya beberapa pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Ya, lokasi pasar memang mengambil jalan kampung yang tak segerapa luas. Lebarnya hanya cukup untuk satu mobil. Makanya jika ada dua mobil yang jalan berlawanan arah, salah satunya harus mundur jauh agar satu mobil lainnya bisa lewat.

Karena lokasinya di tengah kampung, jalan raya yang tadinya hanya tempat mangkal beberapa pedagang, sekarang berkembang pesat jumlah pedagangnya. Saat ini sudah ada ratusan pedagang di situ, bukan hanya pedagang yang menggelar dagangan secara lesehan, namun kanan kiri jalan sudah dipenuhi dengan toko-toko penjual dagangan. Berkembangnya pasar memang menjadi berkah pada pemilik rumah di area itu. Pemilik rumah membangun ulang rumahnya menjadi toko dan disewakan.

Memasuki bulan Ramadhan, pasar ini ramai seharian. Biasanya pasar ini hanya ramai di waktu pagi dan sepi di siang dan malam hari meski banyak juga pedagang yang membuka tokonya hingga malam hari. Namun di bulan puasa, pasar ramai dari pagi hingga malam hari. Bingung juga mengapa para konsumen berdatangan ke tempat ini, sehingga seharian selalu ramai.

Kalau saya suka ke pasar kala sore untuk membeli makanan berbuka puasa, aneka jajanan memenuhi pasar dari ujung ke ujung, yang mendominasi adalah gorengan. Gorengan menjadi favorit para pembeli yang membelinya untuk berbuka puasa. Aneka gorengan seperti tahu goreng, tempe goreng, pisang goreng dan lain-lain ditata di meja. Banyak pedagang yang menggoreng makanannya langsung di lokasi.

Kolak juga sama banyaknya seperti gorengan. Rata-rata sih kolaknya ya kolak ubi dicampur kolang-kaling, yang mau segar-segar juga banyak pedagang es campur. Es campur terbuat dari serutan aneka buah yang dicampur dengan es dan sirop. Bikin segar kalau diminum ketika buka puasa.

Dok.Pri | Lapak gorengan yang habis

Kalo saya, suka menyambangi pasar ini bukan hanya untuk membeli makanan tapi juga ajang ngabuburit. Lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal, bikin saya tidak perlu meluangkan banyak waktu untuk datang ke pasar ini, setidaknya butuh waktu 10 menit untuk tiba di pasar ini. Karena sudah langganan ke pasar ini, maka saya sudah kenal dengan rata-rata para pedagangnya karena keinginan tahuan rasa.

Karena saya juga sudah mencoba aneka jajanan di pasar ini, saya jadi tahu mana pedagang yang jajanannya enak. Misalnya untuk kolak, saya akan membeli di pedagang A ketimbang pedagang B karena kolak di pedagang A kadar manisnya lebih cocok untuk saya. Lalu kalau saya mau membeli tahu goreng, saya akan membeli di pedagang C ketimbang pedagang D, karena tahu di pedagang C tidak asam.

Untuk harga, rata-rata jajanan di pasar ini sama harganya. Tapi, kalau membeli di pedagang yang sudah jadi langganan, kadang-kadang saya suka dikasih tambah. Lumayan apabila mendapatkan tambah yang dibeli. Kalaupun tidak dikasih tambah, saya tidak pernah minta tambahan pula. Tidak enak rasanya malah apabila meminta tambahan, atau minta diskon sama pedagang yang bener-bener kita kenal dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline