[caption id="attachment_371313" align="aligncenter" width="614" caption="Dok. Pri | Open casting jakarta untuk film 40 Days in Europe"][/caption]
Maulana M. Syuhada bersama team Sembilan Matahari, seperti sangat serius dalam setiap langkah pembuatan film 40 Days In Europe. Tidak main-main, mereka bekerja mati-matian demi pencapaian visualisasi atas novel yang ditulis oleh Maulana M. Syuhada sendiri. Buku ini terinspirasi atas perjalanan yang ia lakukan dengan rekan-rekannya dalam misi kebudayaan, yang berfasilitaskan alat musik Angklung dan semangat kecintaan kepada bangsanya.
Setelah Januari lalu mengadakan open casting di kota Bandung, pada tanggal 28 Februari lalu, Maulana M. Syuhada bersama team Sembilan Matahari kembali open casting Jakarta yang dihelat di Sambara Cipete, Jakarta Selatan.
Tidak tanggung-tanggung peserta tahap pertama hadir sebanyak 75 orang, kemudian disaring kembali sebanyak 25 orang. Aura persaingan antar peserta memang tidak bisa dihindari. Akan tetapi para peserta secara sportif menjalankan casting yang di mulai sedari pukul 09.30 wib. Yang selanjutnya tahap dua langsung di umumkan pada hari itu juga, tepatnya pukul 14.30, lalu kemudian para peserta terpilih yang masuk dalam tahap kedua, diharuskan beradu akting dengan ketentuan yang tidak diketahui oleh para peserta. Hingga senja acara ini berlangsung dan di akhiri dengan foto bersama antara team juga para peserta. Pengumuman siapa yang akan lolos ke tahap selanjutnya akan ketahui oleh para peserta bulan maret ini, yang tentu bisa di pantau di http://www.40daysineurope.com
Kang Maul (sapaan Maulana M. Syuhada) mengatakan bahwa “ketika memang film AADC (Ada Apa Dengan Cinta) mampu menghasilkan talent baru dalam dunia film, tentunya saya percaya bahwa film 40 Days in Europe pun akan menghasilkan yang sama bahkan lebih”, dan riuh tepuk tangan para peserta open casting menyambut perkataannya.
Salah satu peserta bernama Sitta Zahra menuturkan bahwa “acara open casting ini membuka peluang untuk anak-anak muda yang berpotensi dibidang akting, juga ada hal yang membuat open casting dan film ini saya ikuti karena misi kebudayaan yang kental dan ekpedisi kota-kota di eropa”.
Sebagai warga yang mencintai budaya bangsanya sendiri, setidaknya seperti tulisan saya sebelumnya tentang bagaimana film ini di danai adalah dengan udunan, karena belum merasa mampu untuk udunan yang bersifat materi, maka saya hanya bisa membuat beberapa tulisan tentang perkembangan film 40 Days in Europe.
Kalau kata Kang Emil (wali kota Bandung) "40 Days In Europe harus jadi".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H