Tidak semua orang memiliki nasib baik dan tidak semua orang yang bernasib baik akan seterusnya bernasib baik. Kehidupan layaknya roda berputar, terkadang kita berada diatas dan terkadang kita berada dibawah. Sama seperti halnya yang terjadi pada salah seorang pria tua yang tinggal di suatu desa di daerah Padalarang Bandung Barat. Ia kerap disapa dengan panggilan Abah Aep yang hidup sendiri tanpa keluarga karena istrinya sudah meninggal dan anak-anaknya yang tinggal merantau diluar kota. Ia tidak memiliki siapapun dan tidak memiliki apapun. Namun ia merupakan sosok yang baik
Kebaikannya terlihat karena ia sering membantu tetangganya yang memerlukan bantuan juga aktif dalam kegiatan sosial maupun keagamaan di masyarakat. Ia juga rajin beribadah ke masjid dan mengikuti pengajian rutin yang diadakan di lingkungan masyarakat. Dengan kebaikannya lah ia sering kali mendapat sorotan dari para tetangganya.
Ia tak pernah bingung dengan penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya karena ia sering mendapatkan uang dari beberapa warga atau bahkan mendapatkan imbalan ketika ia menolong tetangganya. Tak hanya bantuan berupa uang, ia juga sering mendapatkan bantuan berupa makanan. Bahkan masyarakat sekitar memberikan rumah seadanya untuk ia tinggal diatas lahan kosong milik salah seorang warga. Tentu saja kebaikan dan segara rezeki yang didapatnya merupakan hasil dari apa yang telah ia lakukan di lingkungan masyarakat.
Tak ada ruginya kita berbuat baik dan menolong sesama, tidak akan ada kerugian dan kemiskinan saat saat kita berbagi karena kebaikan akan dibalas pula dengan kebaikan. Juga tak hanya materi yang dapat kita lakukan untuk menolong sesama, tapi kita bisa memberikan bantuan berupa tenaga, pikiran ataupun doa yang ikhlas dan tentunya tanpa kita mengharapkan imbalan pasti kebaikan itu akan tergantikan dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H