Lihat ke Halaman Asli

FAWER FULL FANDER SIHITE

Master of Arts in Peace Studies

Technology as God: Dari Mana Kita Tahu Dia Bertuhan? (Part 12)

Diperbarui: 23 April 2020   01:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterangan: Gambar hanya sebagai ilustrasi, sumber: kompas.com

Technology as God : Dari Mana Kita Tahu Dia Bertuhan? (Part 12)

PERILAKU

Banyak menyatakan bertuhan namun perilakunya selalu menindas mereka-mereka yang kelaparan, mereka yang miskin. Tetapi masih sanggup menyatakan kalau dia bertuhan.

Padahal menurut "Technology as God" cara kita mengidentifikasi seseorang itu bertuhan atau tidak, lihat dari perilakunya sehari-hari atau proses dia hidup dalam lingkungannya.

Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu, organisme, sistem, atau entitas buatan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri atau lingkungannya, yang mencakup sistem atau organisme lain di sekitarnya serta lingkungan fisik (mati).

Semakin banyak manusia yang mengclaim dirinya beragama dan bertuhan namun tidak sesuai dengan perilakunya. Sehingga kita perlu berhati-hati banyak pembohong dan pelaku kejahatan saat ini mengatas namakan kepercayaanalnya kepada Tuhan.

Tetapi analogi sederhananya, jika di dalam sebuah gelas isinya air putih, mustahil jika kita tumpahkan menjadi air teh atau kopi. 

Untuk memastikan sebuah pohon benar-benar pohon mangga, tidak hanya sekedar melihat daun atau batangnya, tetapi lihatlah buahnya. 

Sehingga kita harus melihat apa yang dia perbuat, sebab hakekat dari Tuhan adalah Maha Adil, Maha Kuasa, Maha Kasih dan yang lainnya, sehingga ketika dia percaya dan bertuhan tidak mungkin menghasilkan perilaku-perilaku biadap seperti pencuri, koruptor, penzinah dll.

KEKESALAN PADA AGAMA DAN KONSEP TUHAN

Tentu kita sangat akrab dengan nama, Freedrich Nietzschel sangat terkenal dengan Sabda Zarathustra (1883) bahwa "Tuhan telah mati". Inilah awal mula penolakannya terhadap Tuhan. Penolakannya terhadap Tuhan sebenarnya berasal dari kebenciannya melihat orang 'Kristen' yang tidak menunjukkan kekristenan yang seharusnya menampilkan kasih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline