Technology as God : Berpikir, Kemudian Bertuhan (Part 8)
Pemahaman "Technology as God" dengan tegas mengatakan kalau kita harus berpikir dulu baru ber-Tuhan. Sebab tidak ada teknologi (Tuhan) yang lahir tanpa pikiran.
Secara defenisi umum, pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan.
Sehingga pikiranlah yang akan membentuk kesadaran kita bahwa ber-Tuhan itu penting, bahwa ber-Tuhan itu menjadi kebutuhan itu, semua itu diproduksi dalam pikiran menurut "Technology as God".
Lalu dikemudian, bertuhan disebutlah sebagai orang-orang yang mengakui adanya Tuhan, hingga pengakuan itu akan melahirkan iman pada diri manusia.
Iman adalah rasa percaya kepada Tuhan. Iman sering dimaknai "percaya" (kata sifat) dan tidak jarang juga diartikan sebagai kepercayaan (kata benda).
"Technology as God" menyebut tidak akan ada proses bertuhan tanpa pikiran dan tidak ada juga proses beriman tanpa pikiran.
Jika kita melirik bagaimana pemahaman Yuval dalam bukunya Homo Sapiens dia sampaikan demikian:
Homo Sapiens merupakan kelompok mamalia yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Ini merupakan istilah biologi terhadap manusia modern saat ini.
Sapiens merupakan satu-satunya spesies dari genus homo yang tersisa. Sapiens sendiri diperkirakan ada sejak 100.000 tahun terakhir.
Menurut Yuval Noah, ada tiga Revolusi penting dalam membentuk jalannya sejarah Sapiens hingga sekarang, yaitu : Revolusi Kognitif, Revolusi Pertanian dan Revolusi Sains.