Selamat pagi, mari kita sejenak melupakan dugaan-dugaan yang telah kita berikan kepada 2 orang siswa SMP di Batam yang enggan memberikan sikap hormat kepada bendera merah putih. Karena banyak sekali dugaan yang dapat muncul dari perkara tersebut jika kita terus saja menanggapinya dengan kerutan di dahi.
Penulis ingin curhat saja bahwa meskipun saya sudah pernah menemukan beberopa orang yang juga enggan memberikan sikap hormatnya kepada bendera Indonesia.
Penulis menyayangkan kebijakan sekolah yang memutuskan mengeluarkan para peserta didiknya.
Sekedar pemberitahuan, selama 1 tahun terakhir penulis juga belum pernah memberikan sikap hormat kepada bendera Indonesia, dan yang paling parah (jika memang pantas disebut parah), penulis juga belum pernah menyanyikan lagu Indonesia Raya saat upacara bendera.
Dan perlu diketahui juga bahwa penulis masih mengenyam pendidikan di salah satu pesantren di Indonesia pada kelas XII (baca: harusnya masih ikut upacara)
Langsung saja kepada inti dari tulisan ini, yaitu sekumpulan tips untuk kalian yang enggan memberikan sikap hormat pada bendera Indonesia:
Mulailah rendah hati untuk bersedia menjadi operator musik pengiring upacara
Tips yang pertama ini sangat ampuh bagi kalian yang enggan sekali untuk memberikan sikap hormat kepada bendera merah putih. Pun tips ini juga dapat digunakan bagi kalian yang tidak mau merasakan teriknya panas matahari terutama di senin pagi yang sering mengakibatkan aliran keringat di bagian punggung dan ketiak.
Penulis pun sama, selama 1 tahun terakhir diaklamasikan sebagai penanggungjawab backsound upacara yang bertugas memainkan musik pengiring lagu Indonesia Raya dengan menggunakan laptop saat pemimpin upacara tengah berteriak "Kepada bendera merah putih, hormaaaaaaa...".
Pada saat itu juga tombol play harus sudah diklik agar seirama dengan nyanyian para peserta upacara yang masya allah intonasi suara dan nadanya sulit dikendalikan oleh dirigen upacara.
Selama menjadi operator musik pengiring upacara, saya belum pernah diomeli gara-gara tidak ikut memberikan sikap hormat dan tidak ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat upacara. Saya hanya diomeli ketika terlambat datang ke lapangan upacara yang mengakibatkan operasional upacara juga terlambat dilaksanakan.
Selain itu, tatapan marah juga kadang diberikan oleh para peserta upacara kepada saya yang menyebabkan jantung ini deg-degan (padahal setiap detik jantung deg-degan) jika musik pengiring terlambat diputar atau salah memutar musik pengiring (misalnya memutar musik pengiring upacara Amerika atau lagu karya Fadli Zon)