Lihat ke Halaman Asli

Girls Day Out: Ketika Para Perempuan Mencumbui Alam

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13407669431892641782

Kami perempuan, dan selamanya akan tetap menjadi perempuan.  Tapi ketika dunia menuntut kami untuk menjadi lebih tangguh, maka kami harus siap dan mampu. Alam mengajari kami banyak hal.  Keheningan, keceriaan, kesenangan, keberanian dan ketangguhan itu sendiri.

GirlsDayOut - Seruni, Juni 2012

[caption id="attachment_184891" align="aligncenter" width="504" caption="Pantai Seruni dari Atas Bukit"][/caption]

Sabtu, pagi sekali aku sudah harus berlari-lari di stasiun.  Di depan loket mesti berteriak memanggil petugas karena tak ada yang jaga.  Kereta yang hendak kutumpangi hampir saja berangkat sedang tiket belum ada di tangan.

Kereta meluncur tepat pukul 6.20.  Perjalanan yang biasa saja sebenarnya,tapi selalu terasa istimewa.  Mungkin karena sudah cukup lama aku tak melakukan perjalanan dengan kereta.  Lebih-lebih ini adalah perjalanan ke Jogja.  Kota di mana selalu kutemukan banyak tawa, teman-teman yang menyenangkan dan suasana yang tak kutemukan di tempat lain.

Seorang kawan (sebut saja Faa) menjemputku di Lempuyangan.  Aku sebenarnya sangat penasaran dengan senja di stasiun ini, sayangnya aku masih cukup pagi saat mendarat di sini.  Setelah sejenak beristirahat di rumah Faa, tepatnya di kamar Faa, (ah, aku dibuat terkagum-kagum dengan kamarnya, sangat berseni menurutku.  Sangat Faa sekali.) Beberapa photo hasil huntingnya, ia cetak ukuran 4R lalu digantung layaknya jemuran di tembok samping tempat tidur (ini sangat menginspirasi).  Buku-buku berada di rak dan beberapa coretannya (gambaran abstrak) terbingkai dengan manis di atas rak buku tadi.  Ada sebuah lukisan wajahnya juga di sana, Faa bilang, itu pemberian temannya.  Teman yang cukup mengistimewakannya, kukira :D.

Seperangkat komputer, jendela kayu bertirai jalinan bambu yang dipilin, beberapa burung kertas yang bergantungan membelah kamar dan tentu saja tempat tidur. Dan aku langsung merasa nyaman.

Eh, ini kenapa jadi ngomongin kamarnya faa?? Ampuni aku faa_afu :P

Lepas pukul 14.00 kami meluncur ke Jakal, tempat dimana kami bersepakat (sebenarnya ini bukan kesepakatan melainkan keputusan sepihak haha) untuk berkumpul kemudian berangkat menuju Gunung Kidul.  Ah ya, apa aku sudah bercerita kali ini kami mau ke mana?  Yup, kami akan kembali susur pantai!!

Canting sudah sering kali melakukan agenda ini, tapi aku baru ikut sekali.  Ya, dua kali ini dengan rute yang sama. Sundak – Seruni.  Setelah mengisi perut dan kenyang kami segera bersiap.  Perjalanan dari Jogja ke Pantai Sundak itu cukup jauh, kurang lebih kami memerlukan waktu 2 jam untuk sampai ke sana dengan mengendarai sepeda motor. Enam orang dengan tiga motor.

Belum sampai di Pantai Sundak, langit sudah menggelap.  Sebenarnya, aku cukup was-was.  Menyusur pantai dari Pantai Sundak ke Seruni itu cukup jauh.  Ombak di laut selatan juga sulit diprediksi.  Perjalanan tahun lalu saja, beberapa kali kami keterjang ombak besar saat pulang, padahal hari belum benar-benar gelap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline