Lihat ke Halaman Asli

Ingin Kembali Hidup Di Desa

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keindahan liburan lebaran dan berkumpul bersama keluarga beberapa waktu lalu begitu menyisakan keengganan untuk kembali ke rutinitas seperti semula. Masih ingin libur dan masih ingin bersama mereka, keluarga tercinta. Seindah dan seenak apa pun kehidupan di rantau, apalagi ikut orang tak sedikit pun mengalahkan rasa nyaman dan indah saat bersama keluarga. Meski pun dalam keadaan pas-pasan. Rasa nyaman dan tidak adanya rasa ewuh pakewuh itu yang begitu nyata terasa saat bersama keluarga. Makan bersama, bercanda dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas rumah selalu dirindukan saat berada jauh dari rumah.

Situasi di tempat kerja yang kurang sreg dengan hati juga begitu mendukung untuk terus merindukan kembali pulang. Ditambah begitu banyak acara atau pun kejadian di rumah yang biasanya keluarga besar berkumpul. Mulai dari Budhe yang sakit hingga di opname di Rumah Sakit, Kakak keponakan yang minggu depan melangsungkan pernikahan, hingga keluarga Bulik yang diambang perceraian. Ingin sekali raga ini ada disana, ikut membesuk Budhe di Rumah Sakit, hadir dalam acara pernikahan Kakak sepupu, atau pun juga ada untuk menguatkan keponakan yang orang tuanya hendak berpisah.

Surabaya-Magetan memang bukanlah jarak yang amat jauh hingga sulit untuk dijangkau. Namun tuntutan pekerjaan tak mengizinkanku untuk wira-wiri, bolak-balik pulang dalam sebulan ini. Apalagi aku baru saja mendapatkan jatah libur lebaran selama satu minggu. Sungguh, saat-saat yang membuatku semakin berangan untuk memiliki pintu ajaibnya doraemon. Sehingga aku bisa kemana saja dan kapan saja jika aku mau, tentu saja disaat bukan jam kerja.

Atau memilik boneka tiruan seperti P-Man, yang jika dipencet bisa berubah wujud menjadi diriku. Sama plek, hidungnya, matanya, suaranya, juga tingkah polahnya. Dengan begitu aku nanti bisa leluasa kemana saja meski dalam jam kerja.

Terserah kalau anda mengataiku korban kartun, tapi itulah kenyataannya. Aku ingin sekali mempunyai kedua alat ajaib itu, atau salah satunya saja jika tidak boleh keduanya. Atau mempunyai kucing yang seperti doraemon saja? yang mempunyai kantong ajaib yang di dalamnya terdapat banyak benda-benda ajaib. Terus meminta alat yang bisa memonitor orang tercinta yang lama tak ada kabar. Jangan-jangan……

Kembali pulang, itu topik yang sebenar-benarnya ingin saya tuliskan, bukan mengenai pintu ajaib, boneka tiruan atau pun kucing berkantung ajaib sekalipun. Tapi, untuk saat ini benda-benda itulah yang paling bisa membantuku keluar dari permasalahan ini. Humm..

Ingin kembali pulang dan tak kembali hidup di Surabaya juga inginku. Tapi di desa aku mau ngapain? Nyusahin orang tua lagi? Oh tidak. Itu bukan agenda dalam cita-citaku. Humm,. lagian kalau terlihat nggangur dirumah nanti bisa keburu dikawinkan, alamaaak! Apalagi teman sebayaku yang di desa udah pada gendong anak semua.

Buka toko aja!? Saran seorang teman. Di desa udah banyak toko namun jarang pembeli, orang-orang desa tak seperti orang kota yang mengikuti paham konsumerisme. Untuk makan saja cukup ambil dari tegalan. Buka toko pakaian!? Ah orang desa beli pakaiannya cuma setahun sekali, waktu mau lebaran. Buka usaha di desa kan memang gampang-gampang susah. Bukanya gampang, tapi untuk kelangsungannya itu mungkin yang butuh trik-trik khusus. Atau jadi petani saja? Ahay… tapi cuaca dan musim yang selalu tak menentu seperti ini sangat tidak menguntungkan petani.

Desa sangat jauh berbeda dengan kota, hidup di desa begitu tentram karena tak begitu mengejar materi. Gotong royong dalam bentuk apapun akan kita lihat dalam keseharian orang-orang desa. Hanya satu kekurangan desa, yah susah cari duit.

No Excuse!!!!!!! Kata Isa Alamsyah, orang sukses berhenti mencari-cari alasan!!

Yah, tekad yang bulat dan keinginan yang kuat adalah modal utama untuk sukses hidup di desa telah aku miliki. Kini tinggal cari modal duit dan dukungan orang-orang terdekat yang dibutuhkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline