Masjid adalah tempat mulia dan suci bagi umat Islam dan sebagai tempat khusus mendekatkan diri kepada Tuhan. selain itu masjid sebagai simbol peradaban agama Islam yang akan terus berdampak sekaligus sebagai tempat pembinaan kegiatan keumatan yang dapat disaksikan dari masa Rasulallah SAW bahkan sampai saat ini masjid masih memegang peran sangat penting, selain sebagai tempat sembahyang umat Islam, masjid sekaligus berfungsi sebagai tempat mengayomi dan membina kelangsungan umat.
"Kata masjid terulang sebanyak 28 kali dalam al-Qur'an. dari segi bahasa, kata masjid terambil dari akar kata sajada, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takzim. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian diberi nama sujud oleh syariat, adalah wujud lahiriah yang paling nyata dari makna-makna sebelumnya. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk mendirikan shalat dinamkan masjid, yang artinya tempat sujud"¹.
"Masjid adalah tempat suci dan tempat untuk menambah spritualitas. Setiap diri pada dasarnya bersifat spiritual, karena manusia yang bernyawa membutuhkan tindakan bernafas untuk hidup. Menjadi spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal yang bersifat kerohanian (Tuhan) atau kejiwaan yang bersifat pisik atau material"². "Ajaran Islam mengajarkan prinsip keseimbangan, manusia terdiri dari unsur jiwa dan raga. Jika terkadang disebut rohani atau spiritual, sedangkan raga sering disebut fisik, badan dan jasmani, jiwa membutuhkan raga sebagai tempatnya, sedangkan raga membutuhkan jiwa sebagai yang mengarahkan. Raga tanpa jiwa disebut sebagai orang mati, keduanya berjalan sebagai mutual simbiosis yang sama-sama pentingnya"³. Dengan menjalani dan memanfaatkan rumah ibadah (Masjid) sebagai titik fokus penghambaan. Semakin tinggi spirit penghambaan makan semakain dekat dirinya dengan tuhan.
Masjid juga berfungsi sebagai tempat untuk mengayomi serta membina umat, maka fungsi masjid akan berdampak positif bagi kehidupan umat, Selain itu masjid memiliki fungsi yang lebih luas sebagai tempat kegiatan keumatan yang perkembangannya dari masa zaman Rasullah SAW. Menurut Kyai M. Mubasysyarum Bih (Salah seorang Ulama Jawa Barat) berpendapat, Pahala besar membangun masjid tidak hanya untuk satu orang pembangun yang menyokong pendanaan secara total, tapi mencakup pembangunan masjid secara kolektif atau iuran. Itu artinya siapa pun yang berkontribusi atas kokohnya bangunan masjid, ia mendapat keutamaan dibangunkan rumah di surga.
Tidak mengherankan, dengan pemahaman agama yang luas dan kesadaran diri dari ulama-ulama terdahulu dibarengi dengan begitu pentingnya kehadiran tempat ibadah (Masjid) ketika itu, sehingga dengan keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk berupaya mendirikan masjid. Tercermin dari pendirian "Masjid lokak Sesait" atau masyarakat setempat menyebutnya "masjid Tanak Umbara", adalah salah satu masjid kuno yang ada di Lombok terkhusus Lombok Utara. Masjid Kuno ini memiliki sejarah panjang dan menyimpan nilai-nilai kearifal lokal, diceritakan disinilah pusat kerajaan Sesait dan penyebaran Islam di Desa Sesait oleh para ulama-ulama dulu. Tidak sampai disana, di komplek ini juga terdapat peninggalan dan bukti sejarah para leluhur terdahulu yang sangat dijaga dan disakralkan oleh masyarakat setempat, sebagai tanda dan bukti begitu cintanya masyarakat setempat atas peninggalan leluhur.
Di kompek Dusun Sesait Desa Sesait juga terdapat Kubur Belek (Makam leluhur sesait) dan Makam Ulama yang menyebarkan Islam di desa Sesait, Salah satu di antaranya yakni Syekh Soleh Pedalem. Kubur belek dan Makam para ulama yang lain Sangat di sakralkan oleh masyarakat setempat. Selain itu, disini juga di temukan Al-Qur'an kuno, yang di yakini peninggalan ulama terdahulu yang menyebarkan islam di Sesait, mushaf al-Qur'an kuno buah karya dari Ulama Arab pada masa Dinasti Usmani sekitar abad 14 M, yang Covernya terbuat dari Kulit Hunta (Onta).
Dikawasan Waet (adat) Sesait juga terdapat kampu (Museum) yang menyimpan berbagai peninggalan leluhur Sesait yang dijaga dan disimpan rapi didalamnya, yang mana di kampu ini lah mushaf al-Qur'an kuno buah karya ulama arab pada masa Dinasti Usmani berada. yang mana Kampu (Museum) tersebut dijaga oleh juru kunci yang diberi gelar dengan "Mangku Bumi" Sebagai penanggung jawab atas semua yang terdapat dalam kampu tersebut.
___
Referensi
¹ Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an Tafsir Tematik Atas Berbagai Persoalan Umat.