Lihat ke Halaman Asli

Kuliah, Karier, dan Nikah

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pendidikan memang sangat berperan dalam kehidupan seseorang yang akan
datang. Bagaimana dia berpikir dan menyikapi sebuah masalah yang akan
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita undang dan dia datang
sendiri. Dalam masa-masa kuliah yang saya alami, banyak sekali
kejadian-kejadian yang dapat kita rasakan yang bisa kita jadikan sejarah
dalam hidup kita.

Kuliah dilaksanakan ketika seseorang telah berhasil lulus dari
sekolah tingkat menengah/atas/kejuruan. Seseorang yang telah masuk di
dunia Universitas atau sekolah tinggi, pasti dia tidak akan lepas dari
tujuan dan misi untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam
menjalankan hidup di masyarakat. Masa-masa kuliah adalah masa yang mana
kita bergaul dan bertatap muka serta bertemu dengan orang yang sangat
banyak terutama lawan jenis.

Tidak dipungkiri lagi bahwa yang namanya masa perkuliahan, tidak
lepas dari ajang untuk mencari jodoh/pacar/bahkan selingkuhan? Ketika
mahasiswa dalam masa perkuliahannya dia hanya untuk bersenang-senang
dengan pasangannya maka apa yang dia dapat pasti tidak akan jauh dari
apa yang dia lakukan selama masa perkuliahan. Ya ujung-ujungnya menikah.

Kalau kita tengok ke belakang bahwa apa tujuan kita kuliah adalah
bukan untuk mencari atau ajang mencari jodoh. Tapi lebih untuk menuntut
ilmu dan belajar untuk mempersiapkan kita dalam kehidupan bermasyarakat.
Baru setelah bisa lulus dari perkuliahan ini kita pasti akan mencari
pekerjaan. Jadi ketika sudah mendapatkan lulusan S1 bagi yang sudah siap
untuk nikah, ya silahkan nikah. Jika ada yang ingin mengembangkan
karierya dan setelah mempunyai pekerjaan yang tetap baru ia nikah.

Maka dari itu dapat saya simpulkan bahwa ketika memang kita mampu
melaksanakan secara seimbang dan berurutan yaitu dari Kuliah setelah
kuliah baru mengembangkan kemampuan/skill kita untuk mengembangkan
kariernya dan akhirnya ketika sudah mantab dan matang baru untuk
memikirkan Menikah. Cerita ini berawal dari kisah nyata saya yang saya
tuliskan disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline