Fauzul Mutmainah (12410142)
Kelas X
Banyak fakta yang menulis beberapa keberbakatan anak, baik dalam penjaringn maupun pendidikan untuk anak berbakat, hal ini tentunya secara general dan masih jarang yang untuk anak berkebutuhan kusus. Dalam hal ini saya ingin memaparkan sedikit tentang seseorang yang cacat sekligus berbakat, orang ini biasa disebut handicapped gifted. Setelah saya membaca beberapa leteratur saya menemukan ternyata tidak hanya anak yang normal yang memiliki bakat, namun adapula seorang yang cacat memiliki bakat, dan bahkan bisa luar biasa ketika bakat tersebut diasah. Seperti contohnya di masyarakat atlet yang tunadaksa, Anthony Robles dari Arizona State University hanya memiliki satu kaki, tapi itu tidak menghentikan dia dari menjadi juara nasional gulat kelas berat. Lahir dengan satu kaki, Robles mengambil kelas 125-pounds dengan 7-1 kali menang atas juara bertahan Matt McDonough of Iowa (http://gombong-guid.com/archives/gombong-7-orang-cacat-fisik-yang-menakhlukan-dunia.html/diaksses 15 juni 2015). Hal ini membuktikan bahwa bakat yang luarbiasa bisa lahir tanpa memandang keterbatasan fisik seseorang.
Menurut Yewchuk & Lupart (dalam Reni Akbar & Hawadi, 2010) gifted handicapped adalah individu yang memiliki kemampuan luar biasa atau potensi yang dapat mencapai performa yang tinggi, meskipun tidak memiliki kemampuan luar biasa atau potensi yang dapat mencapai performa yang tinggi, meskipun tidak memiliki kemampuan, seperti pendengaran, penglihatan, mengalami kerusakan tulang, mengalami gangguan emosional, atau kesulitan belajar. Carl menyatakan (dalam Reni Akbar & Hawadi, 2010) terminologi gifted handicapped mengacu pada anak-anak yang memiliki dua set karakteristik yaitu berbakat dan cacat. Mereka mengalami satu atau beberapa kondisi spesifik namun memiliki bakat baik itu dari hasil latihan maupun bakat alamiah.
Karakteristik gifted handicapped menurut Adilia Lutfi (dalam Reni Akbar & Hawadi, 2010) adalah sebagai berikut:
- Perfeksionis
- Hipersensitif
- Kurangnya keterampilan social
- Terisolasi secara social
- Ekspektasi diri yang tidak realistis
- Harga diri rendah
- Hiperaktif
- Mudah terpecah konsentrasinya
- Psikomotor tidak efisien
- Tidak ada pemusatan perhatian secara kronus
- Frustasi oleh tuntutan kelas
- Gagal menyelesaikan tugas secara utuh
- Bersikap kritis yang berlebih-lebihan terhadap diri atau oranglain
- Menantang metode pengajaran yang repetisi
- Meremehkan tugas yang harus dilakukan
- Dominan dalam diskusi
- Peka terhadap suatu area
Sangat sulit mengidentifikasi anak handicapped gifted ada beberapa hal yang menghambat identifikasi anak cacat yang berbakat yaitu
- Handicapping effects
Kondisi cacat dapat menyamarkan potensi dan kemampuan anak sebenarnya, dan menghalangi ekspresi dari karakteristik-karakteristik yang menampakkan keberbakatan (Gergen, dalam Reni Akbar & Hawadi, 2010).
- Prosedur identifikasi yang tidak sesuai
Tiga prosedur yang sering dipakai untuk identifikasi program anak berbakat, yaitu nominasi guru, tes-tes prestasi, dan tes IQ. Terkadang pemberian prosedur ini tidak sesuai dengan objek identifikasi ( Cox, Daniel, & Boston dalam Reni Akbar & Hawadi, 2010).
- Kurangnya tenaga professional
Guru-guru, psychologists, dan pihak lain yang bekerja di lapangan, tidak cukup terlatih untuk mengidentifikasi anak handicapped yang berbakat (karnes & Johnson dalam Reni Akbar & Hawadi, 2010).
Untuk memastikan potensi keberbakatan yang dimiliki siswa, tidak ada cara terbaik selain pemeriksaan psikologik. Hasil pengammatan orang tua, guru dan orang sekitarnya akan diperkuat dugaannya oleh psikolog. Hal ini disebabkan karena psikolog memiliki metode dan instrument untuk menggali potensi, kecerdasan dan bakat individu. Sekolah yang bermutu baik, senantiasa memiliki psikolog sekolah ( http://portal.cbn.net.id / diakses 15 juni 2015)