Suatu hari di salah satu sekolah ternama di Bandung yang terkenal akan senioritasnya karena geng kakak kelas yang populer dan sering membuly adik kelasnya yang berisikan 3 anggota yaitu Dina sebagai ketua geng yang sering menyuruh anggota gengnya dan adik kelasnya, Salsa yang selalu berani berbicara dan nyentak adik kelas, dan Lita yang mempunyai muka jutek dan mata yang sinis. Mereka selalu bersamaan terutama untuk jalan ke kantin, semua orang akan melihat tertuju pada Dina, Salsa, dan Lita terutama adik kelas rela mempersilahkan mereka untuk jalan terlebih dahulu dan rela untuk diserobot antrian saat akan membeli makanan di kantin.
Tidak ada yang berani melawan, ataupun melihat, seluruh adik kelas tunduk kepada mereka karena Salsa selalu berani untuk berbicara dimanapun kapanpun dan ditambah jika ada adik kelas yang berani menatapnya.
Salsa : “ Apa sia liat liat? Kalo cantik bilang, ga usah kaya yang baru liat cewe cantik aja”
Itu kata andalan Salsa sembari mengibaskan rambutnya dan melotot ke adik kelas tersebut jika ada yang berani menatapnya. Berbeda dengan Dina yang tidak mempermasalahkan akan situasi tersebut tetapi yang Dina permasalahkan adalah tempat duduk dikantin karena harus ada tempat kosong untuknya dan teman temannya.
Dina: “ Bisa bisanya tempat duduk aing ada yang mempatin, Lita, Salsa, urusin atuh”
Tanpa basa basi adik kelas tersebut akan beranjak dari tempat duduk yang biasa mereka duduki karna sorotan mata Lita yang membuat mereka takut dan meninggalkan tempat duduk tersebut.
Lita : “ Ga usah aing suruh juga udah pada minggir kan barudakna”
Mereka akhirnya duduk bertiga dimeja pojok kantin yang memiliki meja berbentuk persegi panjang dan 4 kursi yang saling berhadapan tersebut memang tempat favorite mereka jika mereka akan kekantin.
Salsa : “ Harusnya barudak tau kalo ini tempat kita, bisa bisanya masih ada yang berani nempatin, saha sih yang tadi nempatin ku aing labrak gera, wawanian oge melong ka si Lita.”
Karena Dina tidak mau mendengar ocehan temannya tersebut yang hanya kesal akan adik kelas yang menempati bangku meren lalu Dina meninggikan suaranya
Dina : “ Geus atuh heup, da udah ini kita duduk, biarin we adik kelas mh ga di omongin juga udah pada minggir kan, sok sekarang mh pesenin seblak aing yang kaya biasa we”