Lihat ke Halaman Asli

Antara Sepakbola dan Sejarah Politik Masa Lalu: Bentrok Suporter Rusia-Polandia

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1339553849553331041

Sekitar 97.000 prajurit berkuda rusia bergerak menuju perbatasan negara Polandia, tepatnya tanggal 18 Mei 1972. Tak kalah sigap pasukan Polandia yang dikomandoi Raja Stanislaw August Poniatowski telah menanti mereka dengan jumlah prajurit 27000 lebih sedikit. Peperangan pun akhirnya pecah sampai Polandia terpaksa harus menyerahkan kekuasaan kerajaan nya pada Rusia yang dulu masih bernama Uni Soviet. Selang satu setengah abad kemudian, konflik antara kedua negara kembali menyeruak, kali ini dalam perang dunia ke-2 . Lagi-lagi pasukan tank Rusia menginvasi daratan Polandia dengan kejam hingga memakan banyak korban jiwa.

Sepertinya luka sejarah yang diderita Polandia masih sangat bebekas bagi warga negaranya hingga saat ini, bahkan hal itu sudah menular pada pehelatan Euro 2012 sebagai event 4 tahunan sepakbola terbesar di benua biru tersebut. Pada jumpa laga ke dua grup A di Warsawa tadi malam (12/06/2012), Polandia memang dapat menahan imbang pasukan Rusia Arshavin cs dengan skor 1-1 walaupun sempat tetinggal lebih dahulu. Namun atmospir di luar lapangan jauh lebih panas dari sekedar pertandingan sepakbola.

Kekhawatiran yang sebelumnya muncul akan terjadi bentrok antar supporter ternyata memang benar terjadi adanya. Seperti yang dilansir oleh Goal.com, sedikitnya 56 supporter Rusia dan Polandia ditangkap dan puluhan lainnya luka-luka dalam bentrok yang tejadi sebelum pertandingan tersebut dimulai. Bahkan bentrok pun meluas tidak hanya di sekitar stadion namun hingga ke pusat kota Warsawa dan bukan tidak mungkin keadaan mencekam seperti itu akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Polisi begitu kewalahan menangani “pertempuran” kedua kubu yang beringas tersebut. Disinyalir supporter ultras Rusia dan Holigan-nya Polandia beradu jotos lantaran saling ejek satu sama lain, dan bukan tidak mungkin masih ada dendam kesumat diantara mereka yang telah mengaka selama ratusan tahun sejak peperangan zaman kerajaan lampau.

1339553942367759145

13395540381234220371

Foto-foto: Bola.net

Bagaimanapun, sepakbola dan politik tidak bisa disamakan, bahkan sepakbola seharusnya bisa menjadi alat perdamaian bagi panasnya perpolitikan antar negara yang sedang telibat konflik. Hal ini juga sempat menjadi isu utama ketika Amerika Serikat bertemu dengan Irak pada Piala Dunia 1998 yang membuat pihak penyelenggara ketar-ketir akan tejadi pertarungan ala “Saddam Husain vs Bill Clinton” yang memang sedang gencar-gencarnya invasi yang dilakukan Amerika terhadap Irak pada waktu itu.

Pada laga sebelumnya juga sempat terjadi bentrok antara supporter Ukraina dan Spanyol hingga menewaskan seorang dari Spanyol. Semoga saja pihak penyelenggaa Euro 2012 bisa lebih sigap dalam mengantisipasi keributan seperti ini lagi pada petandingan selanjutnya karena tidak hanya mengganggu kenyamanan menonton dalam pertandingan, tetapi dikhawatirkan akan memicu kembali konflik sejarah masa lampau bagi negara tertentu yang mempunyai sejarah kelam dengan negara lainnya, walaupun peluang kearah sana belum begitu besar. Hmm, bagaimana jadinya kalau Tim Indonesia bertemu Belanda di Piala Dunia??




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline