Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fauzi Manik

Sumatera Utara

Segudang Prestasi namun Masih Diabaikan

Diperbarui: 20 Mei 2020   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rizal Ramli /dok. Kompas

Menurut saya Rizal Ramli  salamerupakanh satu tokoh langka( dalam artian positif) yang ada di negeri ini. Tipe yang jarang-jarang ada dan tak setiap bangsa dapat memiliki tipe sepertinya. Oleh karena itu, Sungguh beruntung sebenarnya negeri ini memiliki aset sepertinya.

Rizal Ramli merupakan intelektual dan praktisi terpandang dengan kualitas kelas dunia, serta memiliki integritas dan jiwa nasionalisme yang kental dan mengakar. Mari kita kuliti.

Kualitas Rizal Ramli tentu kita ketahui sudah diakui, tidak hanya di dalam negeri ini, namun juga sampai ke kancah dunia internasional.

Kepakaran ilmunya tidak diragukan lagi. Ia merupakan dosen kehormatan di banyak Universitas di seluruh dunia, yang juga senantiasa di undang untuk memberi kuliah umum di banyak kampus-kampus ternama, di seluruh dunia, sebut saja semisal Harvard, Yale, Stanford dan lain sebagainya. 

Selain itu ia juga merupakan anggota tim panel ekonomi PBB (bersama ilmuwan lainnya, yang sebagian merupakan ilmuwan peraih nobel bidang ekonomi), yang bertugas memberi masukan masukan kepada negara-negara berkembang mengenai kebijakan ekonomi yang tepat. Termasuk ikut memberi saran kepada Vietnam, yang tingkat pertumbuhan ekonominya sekarang sudah berlari meninggalkan kita.

Dan bukan cuma dalam dunia akademisi, prestasi luar biasa pun dibuktikan nya ketika bergelut dalam dunia praktisi. Dengan kata lain ia tak hanya pandai dalam berteori namun juga sukses dalam berpraktek.

Dengan segala kualitasnya itu, tentu wajar jika berbagai tawaran jabatan dari lembaga-lembaga dunia datang menghampiri nya. Misalnya tawaran sebagai Sekretaris Jenderal Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013. Sebuah jabatan yang tentunya akan menjanjikan ketenaran secara global dan juga kekayaan secara finansial. Namun ia menolak tawaran itu, dan lebih memilih untuk berkiprah di tanah air nya.

Pilihan ini didasari oleh pertimbangan, keinginannya untuk mengabdi kepada tanah airnya. Pilihan yang menunjukkan bahwa sikap nasionalismenya lebih kental daripada sikap opurtunis nya. Sikap yang sebenarnya sudah diasahnya dan dibuktikan nya sejak mahasiswa. Sikap yang pernah menyebabkan ia harus masuk penjara, akibat menentang kebijakan pemerintah di masa Orde Baru, yang dianggapnya merugikan rakyat dan negara.

Sementara jika kita menyimak sepak terjang nya di dalam negeri, banyak lembaga atau perusahaan yang sudah pernah ditanganinya sebut saja semisal Bulog, Garuda, Semen Gresik, Bank BNI, dan lain sebagainya. Di lembaga atau perusahaan tersebut ia senantiasa meninggalkan catatan yang manis. Karena selain laba, ia juga meninggalkan kultur yang baru. Kultur yang bisa membawa ke arah kemajuan.

Kultur lama perusahaan, yang dianggap menghambat dibabatnya satu persatu. Kultur feodal (ingin dilayani), tidak transparan, birokrasi berbelit dan sebagainya ditendang nya jauh-jauh, dan digantikan oleh sikap dan cara cara yang lebih profesional. Karena itulah, berbagai prestasi berhasil diraih oleh lembaga atau perusahaan tersebut. 

Malah seringkali pendekatan yang dipakainya adalah pendekatan dengan cara-cara yang tidak biasa, cara yang out of the box namun terbukti berhasil dan efektif. Sebut saja misal bagaimana ia membawa PLN keluar dari kebangkrutan tanpa menyuntikkan uang sedikitpun. Modal PLN yang sudah berada pada posisi minus Rp 9 Triliun, dibuatnya melonjak menjadi menjadi Rp 119,4 Triliun, hanya dari langkah restrukturisasi aset. Langkah cerdas yang seharusnya menjadi contoh, yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline