Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fauzil Adzhim

Siswa MTsN Padang Panjang

Sirna di Tengah Kegelapan

Diperbarui: 17 April 2024   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

         Sebuah desa kecil yang terpencil, hiduplah seorang gadis muda bernama Maya. Maya tinggal bersama neneknya di sebuah rumah kecil di pinggir hutan. Mereka hidup sederhana, mengandalkan hasil bumi dari kebun kecil yang mereka miliki. Maya adalah seorang yang ceria meskipun kehidupannya tidak selalu mudah.

Suatu hari, saat Maya sedang bermain di hutan, dia menemukan seorang anak laki-laki yang terluka. Anak itu bernama Aryan, dan dia mengaku tersesat dari desa tetangga. Tanpa ragu, Maya membawa Aryan pulang dan merawat luka-lukanya. Keduanya menjadi teman yang tak terpisahkan.

Namun, kehadiran Aryan membawa kegelapan yang tak terduga. Desa mereka mulai dilanda malapetaka, tanaman mereka mati, dan hewan-hewan mereka sakit. Warga desa menyalahkan keberadaan Aryan, menganggapnya membawa kutukan. Meskipun demikian, Maya tetap mempercayai temannya.

Maya memutuskan untuk mencari tahu kebenaran di balik kejadian-kejadian aneh yang terjadi di desanya. Dia menemukan sebuah legenda tentang sebuah batu bercahaya yang bisa menyelamatkan desa dari malapetaka. Maya dan Aryan memulai petualangan mereka untuk menemukan batu tersebut.

Dalam perjalanan mereka, Maya dan Aryan menghadapi banyak rintangan dan bahaya. Namun, dengan keberanian dan tekad yang kuat, mereka berhasil menemukan batu bercahaya tersebut. Cahayanya menyinari seluruh desa, mengusir kegelapan dan membawa kesuburan kembali.

Desa mereka kembali ceria, dan warga desa akhirnya menyadari bahwa keberadaan Aryan bukanlah kutukan, melainkan anugerah. Maya dan Aryan menjadi pahlawan desa, dan persahabatan mereka menjadi legenda yang dikenang selamanya. Meskipun petualangan telah berakhir, mereka tahu bahwa mereka akan selalu memiliki satu sama lain, bahkan di tengah kegelapan terdalam sekalipun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline