"Dalam menjalani hidup, kalian pasti akan menemui situasi di mana pendapat kalian bertentangan dengan pendapat masyarakat. Saat itu terjadi, sebaiknya jangan menyalahkan masyarakat. Karena hal itu hanya akan menyia-nyiakan waktu kalian dan cukup katakan 'beginilah hidup'. Hadapilah rasa putus asa kalian" ungkap Koro Sensei di Episode 22 season 2 ketika menghadapi murid-muridnya yang sedang kecewa dengan pandangan masyarakat terkait gurunya yang dianggap orang jahat.
Sepenggal kalimat diatas merupakan salah satu kalimat yang saya sukai. Ya, kalimat itu memberikan arti pada saya bahwa masyarakat bebas memberikan komentar-komentar apapun kepada kita entah itu buruk atau baik, yang jelas beginilah hidup.
Lalu, bagaimana cara menanggapi komentar-komentar yang muncul pada kita? Ya, saya harap kita memiliki jawaban masing-masing, karena saya bukan guru, maka saya tidak berhak untuk mencoba menggurui.
Menurut saya, anime Ansatsu Kyoushita atau Assassination Classroom ini memberikan pelajaran berharga buat kehidupan kita. Anime ini bercerita mengenai kehidupan sekolah anak SMP Kunugigaoka kelas 3-E yang terbuang.
Kelas mereka pun dibedakan dan dikucilkan dari sekolah utama yang berada diatas gunung. Di sekolah tersebut budaya membully siswa yang berada di kelas E sangat ekstrim dan hal biasa. Sebab, mereka selalu dianggap bodoh daripada 4 kelas diatasnya dan siswa yang unggul sekali akan berada di kelas A.
Pada akhirnya, muncul makhluk aneh berbentuk gurita yang mengklaim telah menghancurkan bulan hingga menjadi berbentuk bulan sabit. Makhluk itu pun akhirnya datang ke bumi dan mengancam akan menghancurkan bumi pada Bulan Maret di tahun selanjutnya.
Namun, makhluk itu melakukan negosiasi terhadap pemerintah Jepang untuk menunda memporak-porandakan bumi asalkan diberi izin untuk mengajar murid SMP Kunugigaoka. Akhirnya pemerintah Jepang menyetujui kesepakatan tersebut.
Murid-murid di kelas 3-E terkejut dengan hadirnya guru yang mirip gurita dengan semua kulit berwarna kuning itu. Mereka lebih kaget lagi karena pemerintah Jepang menyuruh untuk membunuh guru tersebut dengan imbalan 10 Milliar Yen. Pembunuhan yang ditujukkan pada mahkluk itu pun juga diizinkan olehnya. Guru mirip gurita itu diberi nama oleh muridnya dengan sebutan "Koro Sensei".
Setiap siswa diberikan senjata yang secara khusus hanya bisa membunuh Koro-Sensei. Namun, setiap harinya, tak satupun yang berhasil mengalahkan makhluk dengan kecepatan 20 Mach tersebut. Menurut guru tersebut, para murid masih belum memiliki kemampuan yang mumpuni seperti kekuatan, kepercayaan diri, dan pengetahuan.
Untuk mengembangkan kemampuan mereka, Koro-Sensei pun memberikan pembelajaran dengan metode "kelas pembunuhan". Para murid berlatih fisik, menggunakan pistol dan pisau bersama Karasuma yang menjabat menteri Pertahanan sekaligus guru bantuan di kelas tersebut. Tidak hanya itu saja, para murid diberikan latihan mengenai strategi untuk mengalahkan guru berkulit kuning tersebut.
Latihan demi latihan pun mereka lalui. Tidak hanya latihan fisik saja, latihan dalam belajar untuk mendapatkan nilai maksimal pun mereka lakukan. Koro-Sensei akan memberikan reward berupa bisa menghancurkan kakinya dan kemudian membunuhnya bagi yang mendapatkan nilai tertinggi di setiap mata pelajaran. Karena hal ini, para murid pun termotivasi dengan giat belajar untuk UAS dan hasilnya ada 7 orang yang berhasil mendapatkan nilai.