Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fauzi

Sosialistik

New Normal yang Hakiki adalah Bertani di Pekarangan

Diperbarui: 14 Januari 2021   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Zainatur Rahmah (24) warga Desa Wringin - Kecamatan Wringin - Bondowoso. Mahasiswi Kebidanan Politeknik Kesehatan Malang ini adalah salah satu yang merasakan manfaat minitani di pekarangan. 

Tanaman strawberry dipilih karena memang mendambakan menanam tanaman buah ini. Sempat gagal ketika membeli bibit tanama stauberry saat pertama kali mencoba. 

Kegagalan itu di cari mengapa bisa demikian, sampai pada akhirnya mendapat kesimpulan dari hasil diskusi sana sini dan youtube pan itu ini bahwa jenis strawberry nya memang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan yang memang suhunya lebih tinggi dari pada ekosistem stayberry pada umumnya. 

Sehingga, bibit yang bisa di pakai adalah dengan yang lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan di Wringin. Akhirnya, ia pun mendapatkan bibit stawberry yang dimaksud berjumlah hanya 2 polibag dari kawan yang jugia bertanam di halaman rumah. 

Dari 2 polibag strauberry itu, Ina (nama panggilannya) merawat dengan senang hati. Semua perlakukan yang dilakukan kepada 2 tanaman itu didapat dari hanya dengan melihat leteratur google dan youtube. 

Karena memang ia tidak punya basic sedikitpun dalam dunia rawat merawat tanaman. Sampai pada akhirnya, dari kegiatan minitani itu sekarang sudah mampu membiakkan sampai 25 polibag tanaman strauberry, dan beberapa tanaman sayur yang lain.

Setelah kami ajak berdiskusi, tentang dan mengapa Ina bisa punya kemauan menanam walaupun sederhana seperti itu, kami mendapatkan jawaban yang baik untuk bisa kita tiru dan lakukan.

Pertama, adalah karena memang Ina senang dengan buah strauberry, sehingga motivasi memproduksi sendiri muncul walaupun bukan untuk skala industri dan produksi besar-besaran.

Kedua, masa pandemi ini benar - benar membuat ia terkungkung oleh kebiasaan yang awalnya tidak bisa ia terima. Karena hampir semua kegiatan perkuliahan dan tugas kampus dilakukan di luar ekspektasi dan jauh dari kebiasaan seperti sebelumnya. 

Kuliah, tugas, dll dilakukan secara daring dan menuntut semua dilakukan hanya di dalam batas pagar rumahnya, yang membuat kebiasaan itu menjadi membosankan dan benar-benar membuat Ina tidak enak.

Hanya saja, berjalannya waktu New Normal ini, sedikit tanaman yang ia tanam nampak ampuh menjadikan teman dan kebiasaan barunya. Merawat, menyiram, memupuk dan menunggu perkembangan pertumbuhan tanamannya efektif menjadikan kebiasaan baru dan membuat kesibukan yang lain diantara jenuhnya menjalani kebiasaan daring perkuliahannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline