Lihat ke Halaman Asli

Bangga Berkata Kasar

Diperbarui: 11 Juni 2023   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jika kita lihat keadaan sekarang, berapa hari rekor kita tidak mendengar ucapan kasar entah dari teman, saudara, atau bahkan orang asing yang kita temui di jalan? Mulai dari kata kasar yang ringan seperti anj*r sampai perkataan kasar yang sudah membawa-bawa alat kelamin

Bahkan kita pun tidak dapat memungkiri bahwa diri sendiri ini terkadang juga kelepasan berkata kasar. Entah karena kesal atau alasan lainnya.

Namun, banyak sekali orang yang sudah terbiasa berkata kasar. Istilahnya, sudah menjadi makanan sehari-hari. Mereka terlihat tidak merasa bersalah setelah mengucapkan kata-kata tak sopan tersebut, dan lebih parah ada yang merasa bangga seolah jika sering berkata kasar maka mereka akan dianggap kece.

Hal yang sama berlaku kepada para public figure, terutama influencer media sosial dan para youtubers. Bahkan saya pernah menemukan sebuah channel seorang gamers di YouTube yang sebagian penontonnya masih duduk di bangku Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah ke Atas.

Semua video yang diunggah banyak berisikan ucapan-ucapan kasar yang keluar dari mulut youtubers tersebut. Saya merasa khawatir jika anak-anak yang menonton akan menganggap hal itu lumrah dan mulai mengikutinya.

Dan benar saja. Saya banyak menemukan anak-anak SD sudah bisa berkata kasar dengan santainya. Salah satu faktor penyebabnya adalah pengaruh dari tontonan yang tak baik. Jika dibiarkan anak-anak ini akan menularkan kebiasaan buruk itu kepada lingkungan/teman-temannya sehingga anak-anak yang tadinya bertutur kata baik jadi terpengaruh.

Perkataan kasar sudah menjadi makanan sehari-hari di telinga kita, sampai kita tak sadar bahwa hal itu sebenarnya bukan hal yang pantas untuk diucapkan. Kita harus stop menormalisasikan hal ini jadi orang-orang akan mulai segan untuk berkata kasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline