Lihat ke Halaman Asli

Gerhana Matahari

Diperbarui: 5 September 2017   05:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

    Gerhana matahari adalah fenomena alam yang terjadi ketika bulan berada diantara bumi dan matahari yang sejajar pada satu garis lurus, sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari. Tidak semua wilayah di permukaan bumi bisa mengamati gerhana tersebut. Hanya daerah yang tergelapi oleh bayangan bulan itu yang akan melihat gerhana matahari.

     Gerhana matahari ada empat macam. Pertama, gerhana matahari total, pada saat ini bulan akan menutup seluruh cahaya matahari yang mengakibatkan daerah yang mengalaminya menjadi gelap total. Kedua, gerhana matahari sebagian, terjadi apabila piringan bulan saat puncak gerhana hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Ketiga, gerhana matahari cincin yang terjadi bila ukuran piringan bulan lebih kecil dari piringan matahari sehingga bagian piringan matahari yang berada di sekeliling piringan bulan terlihat seperti cincin yang bercahaya. Terakhir, gerhana matahari hibrida yang merupakan transisi antara gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin yang mengakibatkan di satu titik gerhana ini muncul sebagai gerhana matahari total dan di titik lain muncul sebagai gerhana matahari cincin.

     Gerhana matahari adalah fenomena alam yang cukup langka, sedangkan fenomena ini berlangsung dengan sangat cepat yaitu tidak lebih dari 7 menit dan 58 detik. Oleh karena itu, banyak orang yang berlomba-lomba ingin melihat gerhana matahari tersebut. Kita tidak bisa mengetahui dengan pasti jarak terjadinya gerhana matahari setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena jarak antara bulan dan bumi yang bervariasi pada setiap titik wilayah bumi. Perbedaan jarak tersebut karena bentuk bumi yang bulat serta orbit bulan yang berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna.

     Pada saat gerhana matahari berlangsung, penonton tidak diperbolehkan untuk melihat matahari secara langsung, karena dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada retina mata akibat radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Untuk itu, penonton diharuskan memakai kacamata anti ultraviolet yang memenuhi standar atau dengan menggunakan teleskop binokular yang di desain khusus untuk melihat gerhana.

Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Gerhana_matahari

http://www.infoastronomy.org/2016/02/setelah-9-maret-2016-kapan-gerhana-matahari-lintasi-indonesia-lagi.html




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline