Lihat ke Halaman Asli

Fauziah Ilham

ENGLISH TEACHER

Pentingnya Belajar Menghargai Lembaran Rupiah dari Setiap Jerih Payah

Diperbarui: 31 Desember 2020   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. simulasikredit.com

Sungguh kita tidak pernah menduga di tahun 2020, Ancaman virus korona merubah tatanan kehidupan. Meningkatkan kedisiplinan dengan mematuhi protokol kesehatan adalah langkah mudah yang bisa diterapkan kapan dan dimana saja kita berada  

aktivitas keseharian yang kita lakukan berubah 180 derajat dari biasanya.  Perubahan ini mengasah kesabaran dan kemampuan kita untuk bertahan. Mengasah kesabaran dalam menghadapi sulitnya mencari nafkah di masa pandemi dan mengasah kemampuan dalam berinovasi menciptakan pekerjaan baru demi membangkitkan perekonomian keluarga.

Pemutusan Hubungan Kerja secara massive tak dapat dielakan, banyak orang harus rela kehilangan pekerjaan dan tak tau harus berbuat apa untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Belum lagi ditambah cicilan rumah dan motor yang harus dibayar setiap bulan. Sungguh memprihatinkan, Siap tidak siap kita di tantang untuk mampu bertahan.

Sebagai manusia, kita hanya mampu berusaha sebatas kemampuan kita apalagi diusia yang menjelang senja ini tentunya sangat sulit untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi. Tetapi jika kita jeli membaca kebutuhan masyarakat, kita bisa menjadikan pengalaman sebagai landasan untuk menciptakan hal baru yang dapat dijadikan sumber pendapatan baru.

Memang diawal-awal, kita selalu di uji seberapa besar keberanian kita menghadapi krikil-krikil tajam tetapi dengan keyakinan segala ujian dapat terlewatkan.

Seperti kisah seorang pengrajin batok kelapa, diikutip dari GATRA.Com.(11/10/2020)  Warga dusun Wonosari Desa Sie Tampang, kecapatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu, Suwarno (32) memiliki dua anak yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh bagunan, harus beralih profesi karena pendapatan menjadi buruh bagunan belakangan ini tak bisa untuk dipertahankan.

Berawal dari coba-coba mengelola potongan batok kelapa yang didapat dari tetangga yang baru hajatan dan berbekal sebuah gerinda dan sebuah mesin bor listrik, mulai mengolah batok kelapa menjadi kerajinan tangan kreatif seperti, teko, asbak, lampu hias yang kisaran harganya 15.000 hingga 30.000 rupiah. Meskipun penghasilannya tidak banyak, tetapi sangat membantu memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Terkadang disaat saat sulit, timbul keberanian untuk meyakinkan diri keluar dari zona keterpurukan.

 Karnanya Sekecil apapun usaha yang telah kita lakukan akan memiliki nilai jika kita tekuni dengan sepenuh hati.

Begitu juga dengan pendapatan, sekecil apapun income yang kita dapatkan akan memiliki nilai manfaat yang tinggi jika kita menghargai setiap lebaran rupiah yang kita terima.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline