Penggunaan bahasa Inggris di zaman sekarang bukanlah hal yang asing bagi para pelajar baik dari penggunaan sosial media, bermain gim, dan menonton film. Tidak hanya itu, penggunaan bahasa Inggris juga bisa meningkatkan kualitas mutu diri seseorang dalam menambah wawasan luas dan banyak. Jadi, informasi-informasi penting yang bisa didapat lebih mudah dan memiliki sudut pandang yang berbeda.
Dalam pembelajaran di sekolah, bahasa Inggris telah dihadirkan sebagai salah satu mata pelajaran wajib bagi jenjang SMP dan SMA. Sedangkan pada jenjang SD, bahasa Inggris menjadi mata pelajaran muatan lokal. Namun, menurut kabar yang beredar baru-baru ini, Bapak Kemendikbud mengabarkan bahasa Inggris akan kembali menjadi mata pelajaran wajib pada Kurikulum Merdeka.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, ada empat kemampuan yang harus dikuasai peserta didik. Salah satunya adalah listening / menyimak. Kemampuan listening termasuk ke kemampuan dasar yang seharusnya peserta didik kuasai. Aspek-aspek yang dicakup dalam kemampuan listening adalah pronunciation, kosakata, intonasi, dan lain-lain. Dengan banyak mendengar, peserta didik dapat memperbaiki pelafalan kosakata yang keliru dan menangkap isi dari pembicara atau lawan bicara. Selain itu, tujuan utama dari pembelajaran bahasa Inggris ialah bisa membantu dan memudahkan dalam berkomunikasi. Jika tidak bisa menangkap isi dari lawan bicara, seseorang tidak akan bisa merespons lawan bicaranya dengan baik. Sebuah komunikasi tidak akan berjalan lancar jika tidak ada kegiatan menyimak. Hal ini membuktikan pentingnya bahasa Inggris dalam pembelajaran peserta didik.
Meskipun demikian, ada tantangan yang menonjol dalam penerapan pembelajaran bahasa Inggris di kelas. Tantangan itu adalah pembelajaran listening. Hal itu bisa disebabkan oleh adanya perbedaan pengucapan dengan tulisan, variasi awalan dan akhiran, ragam kata kerja, fleksibilitas kosakata, dan lain-lain (Situmorang dkk, 2022). Selain itu, pembicara yang berbicara dengan cepat dan lancar membuat peserta didik kewalahan dalam menangkap makna. Astuti (2022) juga menambahkan pengisi suara yang berasal dari luar negeri mempunyai lafal yang bervariasi, sehingga menyulitkan pendengar dalam memahami apa yang dikatakan oleh pembicara. Pada jenjang sekolah SMA, peserta didik menemukan kesulitan dalam pembelajaran listening bahasa Inggris. Hal itu meliputi a) paparan bahasa Inggris yang minim, b) kemampuan listening yang belum cukup baik, dan c) terbatasnya kosakata (Amir dkk, 2019). Selain itu, adanya pemberian materi yang tidak sesuai dengan kemampuan peserta didik membuat minat belajar peserta didik menurun (Saraswaty, 2018). Tidak hanya itu, pada kasus peserta didik yang belum memiliki tujuan masa depan yang jelas, motivasi dalam menguasai bahasa Inggris terbilang cukup rendah. Hal ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan di sekolah mitra. Penggunaan materi listening yang jarang sehingga peserta didik tidak teerbiasa dengan aktivitas listening dan merasa asing untuk menjawab soal yang diperdengarkan.
Dalam memberikan solusi yang sustainable atau berkelanjutan, pembelajaran listening akan dilakukan dengan pemberian input native like speaker baik menciptakan audio secara mandiri atau mengunduh audio secara online. Mengunduh audio secara online bisa dilakukan dengan membeli audio atau mengunduh audio gratis yang tersedia di situs dalam internet. Namun, hal ini bisa dilakukan jika materi yang diajarkan sesuai dengan tema yang akan diberikan pada pertemuan di kelas. Seringkali materi yang diajarkan di sekolah satu dengan yang lain akan berbeda. Hal ini dipertimbangkan dengan kesesuaian karakteristik, kebutuhan, serta kemampuan peserta didik. Berhubung saat ini kurikulum merdeka menerapkan materi yang kontekstual, solusi yang paling tepat adalah menciptakan audio materi secara mandiri.
Untuk membuat audio secara mandiri, penggunaan situs gratis maupun berbayar atau aplikasi sangat diperlukan. Saat ini, banyak situs online gratis untuk mengubah teks menjadi sebuah audio. Cara ini bisa dilakukan dengan perancangan materi yang matang berhubung terbatasnya jumlah kata atau durasi waktu,. Salah satu situs gratis untuk pembuatan audio adalah freetts.com. Penggunaan situs ini dilakukan dengan menyalin teks yang akan disuarakan oleh AI (artificial intelligence) ke kolom yang telah disediakan. Lalu, model voice speaker bisa dipilih dan diatur sesuai keinginan. Selain itu, ada aplikasi pembuat audio yang menjadi alternatif ketika penggunaan situs online sudah mencapai batas atau tidak adanya sumber internet yang memadai. Aplikasi itu disebut dengan text to speech. Text to speech juga bisa digunakan untuk mengubah sebuah teks atau tulisan menjadi suara secara offline dan gratis. Seperti halnya freetts.com, penggunaan text to speech sangat mudah. Text to speech juga menggunakan AI dalam perubahan teks menjadi audio. Pengguna hanya perlu memasukkan teks yang akan diubah menjadi audio ke kolom yang telah disediakan. Pengaturan volume, kecepatan, serta model voice speaker telah disediakan untuk menyesuaikan kebutuhan pembuat audio. Penggunaan aplikasi offline ini bisa menjadi alternatif lain untuk pembelajaran listening di daerah yang sulit terjangkau jaringan atau listrik. Jadi, meskipun berada di daerah yang tertinggal, pendidik harus lebih ekstra dalam perancangan materi yang akan diajarkan di kelas.
Pendidik seharusnya memiliki kemampuan untuk menciptakan audio secara mandiri karena antara materi dengan audio haruslah berkesinambungan. Pendidik pun bisa bebas dalam menentukan tema audio sehingga bisa memilih materi yang kontekstual dan dekat dengan peserta didik. Dengan begitu, pendidik bisa sekaligus menerapkan pembelajaran berbasis teknologi sehingga tidak ketinggalan zaman. Lalu, pembelajaran di kelas akan menjadi lebih efisien ketika pendidik tidak menjelaskan hal yang sama dua kali. Pertama, saat menggunakan bahasa Inggris, para peserta didik tidak mengerti apa yang diucapkan si pendidik, jadi pendidik harus mengulang perintah atau penjelasan dalam bahasa Indonesia. Selain menghemat waktu, komunikasi dalam bahasa Inggris akan menjadi hidup di dalam kelas.
Selain itu, dukungan dari sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran sangat dibutuhkan. Sekolah juga perlu menyediakan sarana seperti speaker yang bisa terdengar jelas di dalam kelas. Kemudian, prasarana seperti koneksi internet dan arus listrik yang lancar bisa menjadi pendukung kesuksesan pembuatan materi dan kelancaran aktivitas di dalam kelas. Sekolah juga diharapkan memberikan pelatihan berkala kepada pendidik untuk meningkatkan kemampuan dalam perancangan materi yang lebih kreatif dan inovatif. Dengan begitu, pendidik bisa menciptakan suasana baru dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan penggunaan materi yang asik dan menyenangkan serta berbasis teknologi.
Solusi ini diharapkan bisa membantu tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah dengan baik. Bagaimanapun, paparan bahasa asing, yakni bahasa Inggris harus diupayakan sesering mungkin sehingga peserta didik bisa merasa terbiasa dan lebih mudah mengerti materi bahasa Inggris. Seperti pepatah mengatakan "alah bisa karena biasa." Mungkin seseorang tidak terlahir dengan bakat bisa menyerap materi dengan cepat dan baik. Namun, kecakapan bisa dilatih dengan melakukan aktivitas yang pada akhirnya bisa menjadi kebiasaan. Makin sering seseorang terpapar dengan penggunaan bahasa Inggris, makin baik pula pemahaman yang didapat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H