Selama kita hidup kira-kira berapa kali kita merasakan teramat senang. Tentunya itu normal adanya. Setiap manusia pasti akan merasa bahagia pada saat apa yang diinginkannya itu terpenuhi. Yah begitulah fitrah manusia. Dan ketahuilah pada saat kita merasakan kebahagiaan itu, seolah beban yang sudah lama kita alami menguap begitu saja. Kapan kita menyadari bahwa kita pernah merasakan suatu penderitaan atau permasalahan yang membebani hidup kita? Yaa justrupada saat kita berada dalam keadaan menderita itu sendiri.
Alkisah ada sekumpulan mahasiswa baru yang lagi mengikuti masa orientasi pengenalan kampus bersama mentor-mentornya. Mereka sudah dijadwalkan menempuh rute perjalanan mendaki gunung yang sangat terjal dan medan yang sangat sulit. Belum lagi peraturan-peraturan lain yang tentunya bukan hal mudah untuk dijalankan. Semua peserta berada di bawah kekuasaan dan pengawasan para mentor. Betapa tertekannya kita, dalam keadaan lelah memikul banyak barang rasa pegal yang terasa di setiap persendian dan bentakan mentor seperti petir yang menggelegar. Waahhh ingin rasanya kita menelan hidup-hidup siapapun yang ada di depan kita.
Sampailah saatnya ketika mereka mulai menuruni gunung. Ransel yang tadi terasan beratnya hampir satu ton eh tiba-tiba terasa berkurang tinggal beberapa kilogramlagi. Salah satu penyebabnya si mentor kelelahan membentak, yah satu beban telah hilang. Naahh sampailah kini di tempat tujuan dan tidak disangka-sangka ternyata di balik pegunungan tadi terdapat pemandangan laut berpasir putih yang indahnya luar biasa. Tanpa ada aba-aba semua mata terbelakan dan seolah semua beban betul-betul telah menguap menjadi gumpalan awan yang sangat indah bergantungan di langit yang biru. Sungguh pemandangan yang sangat sempurna indahnya.
Manusia yang tidak beragama sekalipun mereka akan mengeluh “oh my god!” pada saat merasakan suatu beban yang rasanya tidak bisa dihadapi lagi. Apalagi kita yang mengaku muslim dan berkomitmen untuk menjalankan syariah dari Rabb kita. Tidak kenal waktu kita akan selalu berdoa, meminta kepadaNya. Adakala diantara kita percaya doa kita akan dikabulkan pada saat yang tepat. Tapi adakalanya diantara kita tidak yakin dengan dikabulkannya doa. Sampai-sampai mungkin ada yang berburuk sangka kepada Allah “ahh tidak mungkin Allah Mengabulkan doa saya!”.
Bagi mereka yang cukup ilmu dunia dan akhiratnya akan berkata “ternyata Allah telah mengabulkan doaku”pada saat apa yangdiinginkan terpenuhi. Dalam keadaan yang sama ada yang berkata “inilah hasil dari jarih payah/ usahaku selama ini”. mereka tidak pernah menyadari dan mengakui bahwa ini bukanlah sebuah kebetulan.
Begitulah kiranya manusia dalam menjalani kehidupan ini. Ada diantara mereka yang mengeluh sejadi-jadinya pada saat merasakan suatu beban hidup namun disaat yang berbeda ketika mereka merasakan suatu kenikmatan beban berat itupun terbakar oleh kebahagian. Syukurlah kalau diantara mereka masih ada yang mengingat beratnya beban yang sudah pernah mereka pikul dan merasa bersyukur dengan kebahagian yang didapat sekarang.
Ketahuilah Allah tidak pernah menolak doa setiap hambaNya melainkan menunggu saat yang tepat kapan doa itu tepat untuk dikabulkan. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?“ Wallahu’alam…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H